Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Bangga Jadi Petani, Orang Muda Ini Raup Keuntungan Dari Hortikultura

Berpose di kebun tomat, Dok Pribadi Isu tentang hortikultura kian seksi. Meskipun masih menjadi polemik, di luar sana. Namun bagi pria ini, hortikultura tetap menjadi perkerjaan yang mengasyikan. Dia tetap berkarya dalam diam, bahkan sunyi, di atas lahan yang ada di belakang rumahnya.  Pemuda dari seputaran kota Ruteng itu, tepatnya di Lalong - Ruteng, Manggarai ini sudah menginjak usia 26 tahun. Setelah beberapa tahun lalu meraih gelar sarjana Ekonomi dari UPN Veteran Yogyakarta.  Tetapi gelar ini kemudian tidak dipakai. Dia lebih memilih urus kebun. Menjadi petani hortikultura dengan menanam berbagai jenis sayuran. Tidak heran kalau ketika saya menyambangi lahan miliknya, ia masih seperti itu. Tak berubah sama sekali. Hanya senyuman dari bibirnya terus berbagi. Sesekali ikut tertawa di tengah perbincangan. Benar-benar petani sungguhan dia, kata saya. Namanya Erik Jarut. Kalau saya, sering panggil, Mas Erik. Di belakang rumahnya, sudah dilakukan proses eks...

Ini Pesan Guru Bagi Orang Tua Siswa; "Anak itu Harta Yang Tak Ternilai "

Ini moment yang dinanti oleh setiap orang tua  siswa . Saat akan menerima hasil evaluasi semesteran berupa pen erimaan  raport  siswa. Saat itulah orang tua mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan dengan kemampuan anaknya. Laporan tersebut biasanya berupa angka dan deskripsi tertentu untuk menjelaskan capaian siswa dalam satu semester. Sebagai mana orang tua murid yang lainnya, saya pun demikian. Untuk si sulung, Cesil, pada hari ini. Yang baru menikmati sekolah barunya di kelas IV. Di sebuah sekolah di bawah kaki bukit Golo Lusang-SDI Konggang, Ruteng-Manggarai.  "Anak itu harta yang tak ternilai," kata kepala sekolah saat kami mendengarkan ceramah singkat sebelum ceremony penerimaan raport. “Karena itu, Saya berharap orang tua bisa memperhatikan anaknya. Kesuksesan anak itu ada, karena kerja sama antara guru dan orang tua. Kalau ada anak yang bawa foto copy ke rumah, orang tua juga harus perhatikan. Sebagai orang tua harus bimbing merek...

Mengulik Tradisi "Praktik Kerja Lapangan" Dari Peserta Didik Pada Instansi Pemerintah

Oleh: Valensius Onggot Ini hasil cerita saya dengan mereka pada pagi ini. Dengan beberapa  pelajar Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di tempat saya mengabdi. Dengan mereka, sebagai generasi muda yang ingin merasakan iklim dunia kerja yang sesungguhnya. Siapa tahu suatu saat nanti mereka benar-benar diberi amanah untuk mengabdi pada sebuah instansi pemerintah. Tidak salah, toh mereka masuk dalam kategori generasi gemilang yang menjemput semangat R evolusi industri 4.0. Dimana teknologi cerdas mesti ditanamkan, tentu yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia. Jumlah mereka ada lima orang. Semuanya pelajar SMK. Empat orang dengan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan atau disingkat TKJ. Tiga orang siswa diantaranya dari SMK Informatika St. Petrus Ruteng-Manggarai. Sementara satu orang lagi dari SMK Tiara Nusa Borong, Manggarai Timur. Satunya lagi seorang siswi, mengambil Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak...

Sejenak “Berkontemplasi” Menikmati Sawah Lingko Cara

Sebagian dari anda tentu sudah mengenal Lodok Lingko Cara yang terletak di Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Manggarai. Namun bila anda yang belum ke sana, saya sarankan; carilah kesempatan sejenak untuk menikmati sejuta keindahan alam nan unik yang merupakan warisan masa lalu orang Manggarai itu. Untuk itulah saya bersama keluarga singgah sebentar di lokasi tujuan wisata tersebut. Dengan karcis masuk seharga super murah Sepuluh Ribu Rupiah, perjalanan menikmati keindahan Spider web rice field dari puncak Weol Kelurahan Wae Belang, pun dimulai. Hanya sekitar 400 meter dari jalan raya, kami dan para pengunjung lainnya sudah bisa sampai di puncak Weol. Sedikit bersusah payah, karena harus melewati 200-an anak tangga dengan sedikit treking curam. Untuk kesehatan, nah... ini bagus bagi mereka yang berat badan lagi naik. Di puncak Weol ini, hamparan sawah yang luas akan menjadi suguhan yang enak dipandang. Makanya, anak saya Gavin tiba-tiba mengucapkan kata “amazing” dari mulut...

Melawan Arus; Geliat Para Nelayan di Pantai Selatan Nanga Pa’ang-Iteng

Oleh: Valensius Onggot Ombak di pantai selatan semua sama. Hanya karang, pasir dan bebatuan saja yang mampu menahan gempurannya. Namun ternyata gemuruhnya dapat mendinginkan hati. Itu kalau anda berdiam diri sejenak, menikmati iramanya. Namun, melihat anak-anak pantai yang lagi asyik bermain dengan ombak, saya yang dari gunung hanya bisa menggelengkan kepala. Mungkin urat-urat dalam tubuh mereka sudah sekuat batu karang. Itu yang sempat terlihat beberapa waktu lalu di lokasi pantai selatan Nanga Pa’ang, Kecamatan Satar Mese-Manggarai. Saya pun jadi menikmati desiran ombak tersebut bersama Armin Bell, yang seorang penulis itu. Yang telah melahirkan banyak tulisan menarik dan enak dibaca. Yang cerita-ceritanya dapat kita nikmati dalam kumpulan Cerpen “Perjalanan Mencari Ayam”. Yang cara penuturannya unik dan gurih untuk dinikmati. Tentu saja, satu lagi, yang ganteng itu...... Tentang ganasnya ombak, saya pun bertemu dengan seorang anak muda. Pak Sumanto. Pria anak...