Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Kita Indonesia, Kita Pancasila

Kita adalah Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, dari Sangir Talaud sampai pulau Rote. Kita adalah Indonesia, dengan negeri yang indah permai, dengan tanah yang subur. Laut yang luas membentang, sungai yang terus mengalirkan air. Kita Indonesia, Kita Pancasila. Kita pun dipersatukan dalam satu warna; Pancasila. Meski beragam warna dalam atribut yang berbeda; suku, agama, ras, golongan dan segenap perbedaan lainnya. Tapi kita tetap Indonesia. Mari kita besatu dalam satu hati membangun bangsa Indonesia untuk merealisasikan tatanan kehidupan masyarakat yang rukun, damai, adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Selamat merayakan hari lahir Pancasila. Kru Humas Protokol yang menyukseskan Upacara Bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila Bupati Deno Kamelus sedang memimpin Upacara Bendera Peringatan hari Lahir Pancasila 1 Juni 2019

Rayakan Sukacita di Bulan Rosario, Meski Itu Hanya Untuk Anak-anak

Oleh : Valensius Onggot Sebagaimana malam-malam sebelumnya. Doa rosario yang rutin bergilir yang dilakukan setiap tahun itu hanya terdiri dari anak-anak dan remaja. Kebanyakan perempuan pula.  Orang dewasa pun, hadir seadanya. Sampai-sampai ketua KBG atau Kelompok Basis Gerejani Santa Marta berkomentar , "kalau anak-anak ini semua nanti dilamar orang, maka kelompok kita ini tak jadi doa lagi. Bubar." Memang begitulah adanya di kelompok kecil kami, KBG Santa Marta, Konggang -Waso-Ruteng . Kondisi ini bisa saja terjadi pada kelompok lainnya. Namun di tengah kesibukan, saya tetap berusaha untuk hadir. Meski tidak semua malam. Tergantung piket di kantor. Dengan doa bergilir ini kami b erusaha menerobos pekatnya malam .  Kami menyusup di antara pohon-pohon rindang serta ujung pohon bambu yang berjuntai menjulur ke jalan . Tak ada lampu jalan sebagaimana di kota yang sesungguhnya. Ditambah lagi irama langkah di atas jalan berbatuan tidak seimbang . Ber...

Gelar Aksi Sejuta Warna; GMPS dan Seniman Muda Ketuk Nurani Warga Pasar Ruteng

Oleh : Valensius Onggot           Dua puluh tiga orang seniman muda berpacu dengan ragam warna. Tampak sibuk, meski masih berseragam sekolah. Tak peduli dengan percikan warna-warni yang melumuri wajah dan seragam sekolahnya. Masing-masing dengan peralatan muralnya sendiri, seperti kwas dan semangkuk cat air. Mereka ingin berbagi cerita dengan warna. Tepatnya pada deretan tujuh tangga teras pasar Inpres Ruteng-Manggarai. Itulah yang sempat terekam dari aktivitas anak-anak muda di lokasi teras pasar Inpres Ruteng beberapa hari lalu (17/5). Anak-anak muda beradu imajiner bukan di atas kertas gambar di dalam ruangan kelas, melainkan di antara para penjual ikan, para penjual beras dan para pedagang lainnya. Mereka menorehkan warna-warni cat sebagai warna-warni kehidupan pasar. Bahwa pasar adalah tempat bertemunya relasi-relasi ekonomi dalam transaksi ekonomi makro. Ada sirkulasi barang, uang dan dan relasi sosial lainnya. Maka, ...

Pesta Sambut Baru; Salah Satu Hadiah Terbaik Orang Tua?

Foto di Depan Gereja Katedral Ruteng Oleh : Valensius Onggot Wajahnya sumringah. Ketika begitu banyaknya orang yang datang memberikan ucapan selamat.  “Selamat ya nak!”  Dia pun menerima ucapan selamat itu dengan rasa bangga. Wajahnya tambah ceria. Bak Ratu sehari. Itulah yang dialami oleh anak saya, Cecilia beberapa minggu yang lalu (5/5/2019). Juga mungkin dialami oleh anak-anak lainnya. Apalagi saat ini lagi musimnya pesta sambut baru. Kemarin ditelpon oleh seorang teman, undang saya karena anaknya sambut baru Minggu esok.   “Makasih undangannya kawan!” kata saya. Bagi seorang anak yang beriman Katolik, penerimaan komuni pertama adalah sesuatu yang sangat dinantikan. Karena itu begitu banyak persiapan yang mesti dilakukan. Ada persiapan rohani, baik untuk si anak maupun bagi para orang tua. Namun yang merepotkan adalah persiapan jasmaniah. Pesta-pesta . Ada yang bercerita, kalau sebelumnya si anak turut sama ajakan orang tua. Tak ada pesta-pesta . Yang ada n...

Saat Wagub NTT Menyanyikan Lagu "Please Release Me"

  Oleh : Valensius Onggot Tarikan lagu P lease R elease M e ciptaan Engelbert Humperdinck terkesan mendayu-dayu . Nada-nadanya sangat menawan. Berat. Namun ketika dinyanyikan dengan senyuman, terasa adem. Begitu khas. Irama musik melantunkan melodi yang jernih. Please release me, let me go, For I Don’t love you anymore. To live a lie would be a sin. Release me and let me love again.......... Itulah lagu yang dibawakan oleh Bapak Yosep Na e S oi, Wakil Gubernur NTT semalam . Selain untuk menghibur, lagu ini memberi isyarat perjalanannya menjadi Wakil Gubernur NTT. Let me love again , biarkan aku mencintaimu sekali lagi. Mencintaimu masyarakat NTT. Lagu ini didendangkan dalam acara jamuan makan malam di Rumah Jabatan Wakil Bupati Manggarai semalam (9/5/2019) . Acara jamuan makan malam ini menjadi bagian dari kunjungan kerjanya. Siangnya, Wagub NTT ini meresmikan dimulainya pengerjaan jalan di Rana Mbeling, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur ...