Oleh : Valensius Onggot
Tarikan
lagu Please Release Me ciptaan Engelbert Humperdinck terkesan
mendayu-dayu. Nada-nadanya sangat
menawan.
Berat. Namun ketika dinyanyikan dengan senyuman, terasa
adem. Begitu
khas.
Irama musik melantunkan melodi yang jernih.
Please release me, let me go,
For I Don’t love you anymore.
To live a lie would be a sin.
Release me and let me love again..........
Itulah
lagu yang dibawakan oleh Bapak Yosep Nae Soi,
Wakil Gubernur NTT semalam. Selain untuk menghibur, lagu ini
memberi isyarat perjalanannya menjadi Wakil Gubernur NTT.
Let me love again, biarkan aku mencintaimu sekali lagi. Mencintaimu
masyarakat NTT.
Lagu ini didendangkan dalam acara jamuan makan malam di
Rumah Jabatan Wakil Bupati Manggarai semalam (9/5/2019). Acara jamuan makan malam ini
menjadi bagian dari kunjungan kerjanya. Siangnya, Wagub NTT
ini meresmikan dimulainya pengerjaan jalan di
Rana Mbeling, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur.
Menurut informasi, bahwa ruas jalan tersebut sudah lama
dikeluhkan oleh masyarakat setempat. Apalagi menuju Elar Selatan. Kata orang,
sangat parah. Butuh 50 tahun lagi untuk bisa tembus.
Dalam
kesempatan itu, Wagub
Yosep Nae Soi bercerita bahwa dirinya dengan Gubernur NTT
berkomitmen untuk menuntaskan infrastruktur di NTT dalam
tiga tahun. Sesuai dengan programnya “NTT Bangkit”. Sebuah panggilan
jiwa untuk membangun
ketertinggalan masyarakat di NTT.
“Kami sudah
bertekat untuk
selesaikan infrastruktur dalam
tiga tahun ke depan. Saya
optimis bahwa
pembangunan selama tiga tahun akan selesai. Tentu saja kalau infrastuktur
bagus maka ekonomi masyarakat akan berkembang. Karena
itu mari kita sama-sama
bekerja untuk
membangun NTT,” paparnya.
Ketika itu, tak disangka partainya menunjuk dirinya
menjadi calon wakil gubernur mendampingi Victor Bungtilu Laiskodat. Bahkan enam
bulan sebelum penetapan pasangan calon. Padahal saat itu beliau telah
besiap-siap mau menjadi Duta Besar Indonesia untuk Brasil.
“Tau-taunya dipanggil partai. Seharusnya saya mau ke
Brasil. Jadi Duta Besar,” katanya, diiringi gelak tawa dari undangan yang
hadir.
Keinginan tersebut pun tak terbantahkan. Seperti sesuatu
yang tidak diinginkan namun pada saat yang bersamaan dicintai. “Odi et Amo”, katanya. I hate and I Love, benci sekaligus mencintai.
Soal Odi et amo
lanjutnya, kita hilangkan rasa benci, ‘odi’-nya,
dan yang tertinggal hanya rasa cinta yang dalam kepada masyarakat NTT. Sebagaimana
situasi politik saat itu dimana masyarakat Manggarai terbelah. Namun saat ini yang
paling penting adalah bersatu.
“Pilihan boleh beda tapi kita semua tetap bersahabat. Karena
itu mari kita sama-sama berkerja untuk membangun NTT.”
Tentang semangat kerja sama itu, katanya merupakan sebuah
kekuatan untuk membebaskan NTT dari jeratan kemiskinan. Karena itu tahun ini,
anggaran 34 Miliar dikucurkan untuk mengerjakan infrastruktur di beberapa
kabupaten di NTT. Termasuk Manggarai Timur. Yang kemarin pengerjaannya
diresmikan.
“Mari kita melihat dari kaca mata NTT. Mengapa
kita prioritaskan Elar, dan juga Amfoang.
Memang saya sendiri alami
susahnya jalan ke sana. Kita resmikan 34 miliar. Kita
pastikan tiga tahun beres,” ujarnya dengan diiringi tepuk tangan dari para undangan
yang hadir.
Untuk pembangunan infrastruktur di Kabupaten Manggarai,
Wabup Victor Madur memberi apresiasi akan kesungguhan Pemprov NTT. Dimana
Pemprop NTT telah mengalokasikan dana bagi pembangunan ruas jalan kewenangan
propinsi tersebut. Salah satunya disebutkan adalah jalan dari Simpang Cumbi menuju Golo
Cala dan terus menuju Iteng.
Mengapa infrastruktur jalan sangat penting? Tentu saja
untuk meningkatkan mobilitas barang dan manusia. Tanpa infrastruktur yang baik
maka kemiskinan akan tetap membelenggu. Seperti kata Wabup Victor, dengan terus
dibangunnya infrastruktur jalan ini maka tidak ada lagi disparitas antar
wilayah.
And Let me love again, biarkan aku mencintaimu sekali
lagi.
Kira-kira begitu!
Komentar
Posting Komentar