Langsung ke konten utama

Kisah di Balik Gemulai Seribu Penari: Warnai Semangat Hardiknas di Kota Ruteng

 

Foto: bersama salah seorang penari

Denting musik tradisional gong dan gendang mengalun syahdu di Natas Labar, pusat hiburan yang baru saja diresmikan di kota Ruteng. Pemandangan menakjubkan tersaji saat sekitar seribu penari membanjiri ruang terbuka itu, memeriahkan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025 tingkat Kabupaten Manggarai pada Jumat 2 Mei 2025.

Sebuah momen bersejarah, mengingat ini adalah kali pertama Natas Labar menjadi saksi sebuah upacara besar setelah pembukaannya pada 11 April 2025 lalu.

Usai mengikuti upacara khidmat yang dipimpin oleh Wakil Bupati Manggarai, Fabianus Abu, S.Pd, mata seluruh hadirin, mulai dari jajaran pejabat hingga masyarakat umum yang memadati Natas Labar, tertuju pada ribuan pasang kaki yang bergerak serempak. 

Mereka membawakan tarian tradisional Manggarai yang memukau, "Sae". Gerak yang dinamis dan irama yang menghentak menciptakan harmoni yang membius mata penonton.

Di tengah riuhnya tepuk tangan dan decak kagum, saya berkesempatan berbincang dengan salah satu penari di balik layar, Maria Cecilia Ariva. Siswi kelas X SMAK Fransiskus Ruteng ini berbagi cerita tentang suka duka mempersiapkan penampilan yang begitu memukau.

"Awal latihan, semangatnya membara sekali. Semua terasa seru," ujarnya sambil tersenyum mengingat masa-masa awal. Namun, antusiasme awal itu sempat diuji oleh tantangan yang tak terduga. 

"Hari-hari berikutnya mulai terasa jenuh karena panasnya matahari, pulangnya yang lama, dan juga gerakannya yang banyak. Belum lagi kalau anak-anak lain susah diatur. Susah sekali untuk bisa benar-benar kompak," ungkap Cecilia, menggambarkan betapa peluh dan kesabaran menjadi bumbu dalam setiap latihan.

Namun, semangat pantang menyerah akhirnya mengalahkan rasa jenuh. "Pas mendekati hari puncak, semangat kami kembali membara karena kami tahu kami akan pentas. Kami sangat ingin menunjukkan kepada semua orang hasil perjuangan kami," lanjutnya dengan mata berbinar. Latihan intensif setiap hari selama sepekan menjadi bukti dedikasi mereka.

"Yang kami rasakan saat pentas, bangga sekali! Karena kami bisa membawakan tarian yang menurut orang-orang latihannya sangat susah, meskipun memang gerakan-gerakannya sangat sulit," ucap Cecilia dengan nada penuh haru. Tarian "Sae" yang mereka tampilkan memang dikenal dengan kompleksitas gerakan dan kekompakan yang dituntut.

Ketika ditanya apakah akan ikut lagi jika ada kesempatan pentas serupa, jawabannya lantang, "Pasti ikut lagi! Karena seru. Walaupun panas-panasan di lapangan dan sempat mengeluh, tapi kalau sudah pentas, rasa bangganya itu luar biasa."

Bagi Cecilia dan teman-temannya, kegiatan ini bukan sekadar pementasan semata. Lebih dari itu, ini adalah wadah untuk mengasah kemampuan menghargai budaya sendiri. "Selain itu, latihan yang berhari-hari di bawah terik matahari dan harus mengikuti perintah juga secara tidak langsung membangun karakter kami," imbuhnya.

*****

Foto: Wabup Fabianus memimpin upacara Hardiknas di Natas Labar 

Upacara peringatan Hardiknas tahun 2025 ini semakin istimewa dengan kehadiran Bupati Manggarai, Heribertus G.L Nabit, SE,MA, bersama unsur Forkopimda Kabupaten Manggarai. Ratusan utusan dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, SLB, hingga SMA/SMK se-Kabupaten Manggarai, turut hadir dalam upacara yang berlangsung tertib di Natas Labar.

Dalam sambutannya, Wabup Fabi membacakan pidato Menteri Pendidikan Nasional yang menekankan pentingnya partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkemajuan. 

Beliau juga menyampaikan bahwa peringatan Hardiknas adalah momentum untuk meningkatkan pelayanan pendidikan yang terbaik, berkualitas, dan progresif, serta menjadi landasan dalam membangun kepribadian mulia dan peradaban bangsa.

Foto: Para penari sedang menari di Natas Labar

Sementara itu, I Gede Caya Widyartha, PLT Korwas SMA/SMK dan SLB, menjelaskan bahwa pementasan seribu penari ini merupakan bagian dari rangkaian acara Hardiknas yang bertujuan untuk mengeksplorasi kemampuan siswa dan melihat sejauh mana guru telah memberikan pembelajaran. 

Kegiatan ini juga sejalan dengan program Gubernur NTT untuk peningkatan kompetensi siswa dan menjadi bagian dari upaya pemecahan rekor MURI untuk NTT Menari.

Gebyar Hardiknas ini sendiri menghadirkan perwakilan dari 46 sekolah di Manggarai, yang terdiri dari 19 SMK dan 27 SMA. SMK menampilkan produk unggulan sesuai dengan keahlian masing-masing, sementara SMA memamerkan produk Profil Pelajar Pancasila (P5).

Lebih lanjut, I Gede Caya Widyartha menginformasikan bahwa akan ada pentas seni yang berlangsung di Natas Labar mulai tanggal 2 hingga 5 Mei 2025, dari pukul 17.00 hingga 22.00 WITA. Ratusan pertunjukan dari berbagai bidang seni akan ditampilkan untuk memeriahkan suasana.

Pembukaan pementasan seribu penari ini secara resmi dilakukan oleh Gubernur NTT melalui sambungan daring, menambah semarak perayaan Hardiknas di Manggarai. Rangkaian acara akan terus berlanjut dengan pentas seni yang menampilkan kolaborasi dari sejumlah sekolah dengan berbagai penampilan menarik lainnya hingga tanggal 5 Mei mendatang di Natas Labar. 

Kisah perjuangan Maria dan ribuan penari lainnya menjadi bukti nyata bahwa semangat Hardiknas tidak hanya berkutat pada upacara formal, tetapi juga terukir indah dalam setiap gerakan dan peluh yang dipersembahkan untuk melestarikan budaya dan memajukan pendidikan di Manggarai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesta Sambut Baru; Salah Satu Hadiah Terbaik Orang Tua?

Foto di Depan Gereja Katedral Ruteng Oleh : Valensius Onggot Wajahnya sumringah. Ketika begitu banyaknya orang yang datang memberikan ucapan selamat.  “Selamat ya nak!”  Dia pun menerima ucapan selamat itu dengan rasa bangga. Wajahnya tambah ceria. Bak Ratu sehari. Itulah yang dialami oleh anak saya, Cecilia beberapa minggu yang lalu (5/5/2019). Juga mungkin dialami oleh anak-anak lainnya. Apalagi saat ini lagi musimnya pesta sambut baru. Kemarin ditelpon oleh seorang teman, undang saya karena anaknya sambut baru Minggu esok.   “Makasih undangannya kawan!” kata saya. Bagi seorang anak yang beriman Katolik, penerimaan komuni pertama adalah sesuatu yang sangat dinantikan. Karena itu begitu banyak persiapan yang mesti dilakukan. Ada persiapan rohani, baik untuk si anak maupun bagi para orang tua. Namun yang merepotkan adalah persiapan jasmaniah. Pesta-pesta . Ada yang bercerita, kalau sebelumnya si anak turut sama ajakan orang tua. Tak ada pesta-pesta . Yang ada n...

Sejenak “Berkontemplasi” Menikmati Sawah Lingko Cara

Sebagian dari anda tentu sudah mengenal Lodok Lingko Cara yang terletak di Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Manggarai. Namun bila anda yang belum ke sana, saya sarankan; carilah kesempatan sejenak untuk menikmati sejuta keindahan alam nan unik yang merupakan warisan masa lalu orang Manggarai itu. Untuk itulah saya bersama keluarga singgah sebentar di lokasi tujuan wisata tersebut. Dengan karcis masuk seharga super murah Sepuluh Ribu Rupiah, perjalanan menikmati keindahan Spider web rice field dari puncak Weol Kelurahan Wae Belang, pun dimulai. Hanya sekitar 400 meter dari jalan raya, kami dan para pengunjung lainnya sudah bisa sampai di puncak Weol. Sedikit bersusah payah, karena harus melewati 200-an anak tangga dengan sedikit treking curam. Untuk kesehatan, nah... ini bagus bagi mereka yang berat badan lagi naik. Di puncak Weol ini, hamparan sawah yang luas akan menjadi suguhan yang enak dipandang. Makanya, anak saya Gavin tiba-tiba mengucapkan kata “amazing” dari mulut...

Hendak Kuliah di Amerika, Ini Konsep Pendidikan Menurut Angela

Oleh : Valensius Onggot "Pendidikan itu adalah investasi," Angela Namanya Angela Merici G. Adem. Umurnya baru 21 Tahun. Ketika ia lulus dalam proses seleksi beasiswa S2 di luar Negeri tahun 2017 silam. Saat itu, baru enam bulan mengajar pada sebuah sekolah swasta di Kabupaten Manggarai. Tepatnya di SMAK St. Stefanus Ketang – Kabupaten Manggarai.  Di usia yang terbilang muda, 20 tahun, Angela sudah mendapatkan gelar sarjana S1 dari Universitas Negeri Malang dengan jurusan yang paling diminatinya; Matematika.  Alur cerita perjalanan hidupnya tentu seharusnya sudah berubah. Ia sudah menjadi guru Matematika dan merasakan nikmatnya menjadi staf pengajar, sesuai gelar kesarjanaannya itu.  Namun tidak bagi Angela. Peluang-peluang baru selalu terbuka. Pendidikan baginya adalah investasi jangka panjang. Tidak cukup hanya menjadi seorang guru, terutama guru di Indonesia Timur yang memiliki catatan buruk soal sarana dan prasarana pendidikan. “Saya mengambil kuliah...

Angela: Kukirimkan Pesan Cintaku Dari Universitas Columbia ke Tana Nuca Lale

Oleh : Valensius Onggot Angela: Foto di depan Columbia University Angela benar-benar sudah tiba di New York Amerika Serikat. Lebih tepatnya dia sudah mengunjungi kampus barunya, Columbia University. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan dari Indonesia menuju Amerika. Lihatlah foto selfie Angela di atas, tepat di pelataran Universitas Columbia. Angela ini tentu bangga karena bisa kuliah di salah satu kampus terbaik di Amerika. Universitas yang terletak di Manhattan pusat Kota New York ini masuk dalam Ivy League atau 8 universitas terbaik di Amerika; bahkan di dunia. Saya coba mencari tahu di Mbah Google. Siapa sih orang Indonesia yang pernah belajar di sana? Ternyata tidak banyak. Antara lain ada artis cantik, Cinta Laura. Artis yang  menyanyikan lagu, “becek, ga ada ojek” itu. Selain Cinta Laura, tentunya ada banyak lulusan terkenal dan berprestasi yang mendapatkan penghargaan Nobel. Salah satunya Harold C. Urey di bidang Kimia. Dan masih banyak para lulusan lainn...

Terima SK PPPK, Youtuber Ini Berlinang Air Mata

Foto bersama Jefri Agung Oleh Valensius Onggot Kabar baik datang di Bulan Juni. Terutama bagi tenaga PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang lolos seleksi pada 2021 lalu. Mereka akhirnya resmi menjadi pegawai pemerintah melalui Surat Keputusan pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara. Tak terkecuali di Kabupaten Manggarai. Pelaksanaan penyerahan SK untuk guru dalam proses seleksi tahab 1 dan 2 diselenggarakan pada Jumat 3 Juni 2022. Penyerahan SK Bupati Manggarai tersebut dilaksanakan secara terpusat di Aula MCC Ruteng oleh Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut, SH. Ada hal yang menarik saat penerimaan SK tersebut. Dari 604 orang guru, saya mendapati seorang guru yang juga sering berkecimpung dalam media sosial. Dia adalah seorang Youtuber. Meski baru setahun jagung dengan subscribe yang masih bisa dihitung dengan jari, proses kreatifnya tak kalah dengan yang berpengalaman. Dia adalah Jefri Agung. Nama chanel youtubenya sama dengan namanya sendiri #htt...

Jalan Panjang Menemukan Seorang Imam Diosesan Pertama Dari Paroki St. Wihelmus Ngkor

Foto: Undangan Tahbisan Diakon Menjadi seorang Imam Katolik berarti mengikrarkan setia selibat, ketaatan dan kesahajaan hidup yang berakar dalam doa. Kami bangga ketika saudara kami ini memilih hidupnya menjadi seorang imam Katolik. Ini berarti dia memberi diri bagi Tuhan dan sesama dengan sukacita dan semangat rela berkorban bagi sesama. By : omvalen Ada sesuatu yang berbeda dari Paroki St. Wihelmus Ngkor tahun ini. Seluruh umat Paroki ini  bergembira menyongsong akan ditahbiskannya seorang imam diosesan/Imam Projo untuk pertama kalinya. Dia adalah Frater Stefanus Jimmy Wintoyo Mala .  Pentahbisan Diakonatnya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2020 nanti oleh YM Uskup Ruteng. Kalau tak ada aral rintangan, Frater Jimmy ini selanjutnya akan ditahbiskan menjadi imam pada bulan Oktober 2020 bersama 9 Diakon lainnya. Tentu saja ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Kebanggaan itu tidak hanya diperuntukkan bagi pasangan Bapak Kosmas Mala dan Ibu Bernadeta Ti...

Menakar Konsistensi dan Inovasi Guru SMPN 4 Langke Rembong di Era Pandemi Covid 19

Foto bersama Kepsek SMPN 4 LR Oleh: Valensius Onggot Ketika   pandemi Covid 19 ini menghantam dunia pendidikan, SMP 4 Langke Rembong sesungguhnya telah siap dengan terobosan dan strategi agar keberlangsungan proses pembelajaran tetap terjaga. Terobosan dan strategi ini ditempuh melalui berbagai kegiatan pelatihan bagi para staf pengajarnya. Terutama penggunaan sarana teknologi informasi yang berbasis online . Saya pun berkesempatan menimbah ilmu dari Bapak Wenseslaus R. Yan pada Jumat (25/9) kemarin. Dia adalah seorang konseptor yang menahkodai SMPN 4 Langke Rembong. Kami bercerita tentang pendidikan yang berubah dalam sebuah paradigma baru akibat hantaman pandemi Covid 19. Hal-hal lain, juga tak luput dari pembincangan. Terutama situasi kekinian yang menjadi percakapan publik. Namun jujur saja; saya begitu takluk di hadapan semangat dan optimismenya membangun dunia pendidikan. Terbukti di bawah kepemimpinannya, Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Lao, Kecamatan Langke Rembon...