Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Menuju Puncak Festival Ranaka: Dari Pentas Seni Budaya, Lomba Foto sampai Lomba Hiking

Ini akan menjadi festival terbesar di Manggarai. Festival yang menggunakan nama gunung tertinggi di Manggarai yang ketinggiannya mencapai 2.140 Mdpl. Namanya, Festival Ranaka.  Penyelenggaraan festival ini bertujuan untuk memperkenalkan puncak Ranaka sebagai salah satu obyek wisata alam terbaik bagi para pencinta alam atau pun bagi para wisatawan. Sejauh pengalaman penulis yang mencoba menyusuri puncak Ranaka tahun 2014 silam, keindahannya tak kalah dengan beberapa destinasi wisata lainnya di Manggarai. Selain menikmati hamparan bekas letusan gunung berapi di Nampar Nos, pengunjung bisa merasakan sendiri kedasyatan ciptaan Tuhan itu lewat pemandangan yang indah sejauh mata memandang.  Pengunjung pun dapat merasakan kesunyian di telaga Ranaka yang dikelilingi oleh hutan rimba. Tak hanya itu, simbol-simbol tradisi agama katolik berupa relik-relik jalan salib pun telah disiapkan bagi yang ingin berwisata rohani. Berbagai kegiatan pun akan digelar dalam ra...

Wow! Aksi Anak Mewarnai Gambar Pada Pameran Pembangunan Di Ruteng

Oleh: Valensius Onggot Tidak hanya menjual makanan, pakaian dan memamerkan hasil produk lainnya yang melibatkan para pedagang dan beberapa  instansi pemerintah di Kabupaten Manggarai. Pameran pembangunan tahun 2019 ini  diramaikan oleh pendatang baru. Ini salah satunya. Sebuah stan pameran yang diperuntukan bagi anak-anak. Di sana ada aksi mewarnai gambar. Tentu saja sungguh menyenangkan. Karena itu, kalau sudah puas menyaksikan pentas seni dan lagu, ambil waktu sejenak menepi. Lapak ekspresi ini terletak di bagian sudut belakang lokasi pameran. Pemiliknya adalah Syaiful, seorang pedagang dari Jawa Barat. Untuk itulah semalam, si sulung Caecilia yang didampingi adiknya beraksi di tengah hawa dinginnya kota Ruteng. Dengan tarif Rp.25.000, - setara dengan harga sebungkus rokok Sampurna – dia mulai memainkan kuas dengan empat jenis warna cat air. Ada warna kuning, merah, biru dan hijau lumut. Usai mewarnai, hasil gambarnya pun bisa dibawa pulang. Menurut Syai...

Angela: Kukirimkan Pesan Cintaku Dari Universitas Columbia ke Tana Nuca Lale

Oleh : Valensius Onggot Angela: Foto di depan Columbia University Angela benar-benar sudah tiba di New York Amerika Serikat. Lebih tepatnya dia sudah mengunjungi kampus barunya, Columbia University. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan dari Indonesia menuju Amerika. Lihatlah foto selfie Angela di atas, tepat di pelataran Universitas Columbia. Angela ini tentu bangga karena bisa kuliah di salah satu kampus terbaik di Amerika. Universitas yang terletak di Manhattan pusat Kota New York ini masuk dalam Ivy League atau 8 universitas terbaik di Amerika; bahkan di dunia. Saya coba mencari tahu di Mbah Google. Siapa sih orang Indonesia yang pernah belajar di sana? Ternyata tidak banyak. Antara lain ada artis cantik, Cinta Laura. Artis yang  menyanyikan lagu, “becek, ga ada ojek” itu. Selain Cinta Laura, tentunya ada banyak lulusan terkenal dan berprestasi yang mendapatkan penghargaan Nobel. Salah satunya Harold C. Urey di bidang Kimia. Dan masih banyak para lulusan lainn...

Hendak Kuliah di Amerika, Ini Konsep Pendidikan Menurut Angela

Oleh : Valensius Onggot "Pendidikan itu adalah investasi," Angela Namanya Angela Merici G. Adem. Umurnya baru 21 Tahun. Ketika ia lulus dalam proses seleksi beasiswa S2 di luar Negeri tahun 2017 silam. Saat itu, baru enam bulan mengajar pada sebuah sekolah swasta di Kabupaten Manggarai. Tepatnya di SMAK St. Stefanus Ketang – Kabupaten Manggarai.  Di usia yang terbilang muda, 20 tahun, Angela sudah mendapatkan gelar sarjana S1 dari Universitas Negeri Malang dengan jurusan yang paling diminatinya; Matematika.  Alur cerita perjalanan hidupnya tentu seharusnya sudah berubah. Ia sudah menjadi guru Matematika dan merasakan nikmatnya menjadi staf pengajar, sesuai gelar kesarjanaannya itu.  Namun tidak bagi Angela. Peluang-peluang baru selalu terbuka. Pendidikan baginya adalah investasi jangka panjang. Tidak cukup hanya menjadi seorang guru, terutama guru di Indonesia Timur yang memiliki catatan buruk soal sarana dan prasarana pendidikan. “Saya mengambil kuliah...

Tradisi Membagi Lingko Di Manggarai, Belajar Menyelami Sejarah

Foto: by Rudy Tatto Oleh: Valensius Onggot Waktu menunjukkan pukul 18.00 Wita ketika saya tiba di Gendang Nampo, dalam perjalanan sekitar 2 jam dari Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai. Hari mulai gelap. Hanya cahaya lampu senter menerangi lumpung yang letaknya tepat berada di pelataran rumah Gendang Nampo.  Tampak beberapa orang tua - yang akhirnya saya ketahui sebagai tu'a teno dan beberapa tu'a panga - sedang melaksanakan ritus pemberian sesajian di atas lumpung . Tu'a teno memegang sebutir telur ayam mentah seraya mengucapkan ujud doa dengan suara lirih. Diketoknya bagian ujung dari telur ayam tersebut dan kemudian diletakkan di atas  lumpung atau mezbah sesajian.  Saya dan teman-teman lainnya pun mendekat. Beberapa alat rekam pun dibawa serta. Dan saat itulah saya dan beberapa teman seperjalanan mendokumentasikan  sekelumit cerita dari budaya orang Manggarai dalam sejarah pembagian lingko .  Ini...

Eksotisme Kampung Wae Rebo dan Perjalanan Yang Asyik

Foto, by Pa Dede Oleh : Valensius Onggot Inilah sebuah cerita perjalanan saya beberapa waktu lalu. Di sebuah kampung terpencil yang telah mendapatkan pengakuan atas upaya masyarakat setempat untuk melestarikan struktur Mbaru Niang nan unik. Saya yakin anda telah memiliki begitu banyak referensi yang cukup dari berbagai informasi yang ada. Atau pun mungkin anda telah mengalami sendiri melalui kunjungan langsung ke obyek wisata tersebut.  Kampung kecil di ata s awan yang telah meraih penghargaan Warisan Budaya Asia-Pasifik UNESCO enam tahun silam. Tepatnya diumumkan tahun 2012. Namun meski kunjungan saya yang ketiga kalinya ini, Wae Rebo tetap seperti “baru melihat”. Unik dan memberikan perasaan kebahagiaan tersendiri bagi setiap pengunjung, termasuk saya. Iya, ini di sebuah negeri di atas awan. Negeri dimana awan berarak dalam balutan pantulan cahaya senja yang menyuguhkan nuasa keindahan yang tersebunyi. Negeri para leluhur. Negeri dengan keunikan budaya, adat ist...

Bangga Jadi Petani, Orang Muda Ini Raup Keuntungan Dari Hortikultura

Berpose di kebun tomat, Dok Pribadi Isu tentang hortikultura kian seksi. Meskipun masih menjadi polemik, di luar sana. Namun bagi pria ini, hortikultura tetap menjadi perkerjaan yang mengasyikan. Dia tetap berkarya dalam diam, bahkan sunyi, di atas lahan yang ada di belakang rumahnya.  Pemuda dari seputaran kota Ruteng itu, tepatnya di Lalong - Ruteng, Manggarai ini sudah menginjak usia 26 tahun. Setelah beberapa tahun lalu meraih gelar sarjana Ekonomi dari UPN Veteran Yogyakarta.  Tetapi gelar ini kemudian tidak dipakai. Dia lebih memilih urus kebun. Menjadi petani hortikultura dengan menanam berbagai jenis sayuran. Tidak heran kalau ketika saya menyambangi lahan miliknya, ia masih seperti itu. Tak berubah sama sekali. Hanya senyuman dari bibirnya terus berbagi. Sesekali ikut tertawa di tengah perbincangan. Benar-benar petani sungguhan dia, kata saya. Namanya Erik Jarut. Kalau saya, sering panggil, Mas Erik. Di belakang rumahnya, sudah dilakukan proses eks...

Ini Pesan Guru Bagi Orang Tua Siswa; "Anak itu Harta Yang Tak Ternilai "

Ini moment yang dinanti oleh setiap orang tua  siswa . Saat akan menerima hasil evaluasi semesteran berupa pen erimaan  raport  siswa. Saat itulah orang tua mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan dengan kemampuan anaknya. Laporan tersebut biasanya berupa angka dan deskripsi tertentu untuk menjelaskan capaian siswa dalam satu semester. Sebagai mana orang tua murid yang lainnya, saya pun demikian. Untuk si sulung, Cesil, pada hari ini. Yang baru menikmati sekolah barunya di kelas IV. Di sebuah sekolah di bawah kaki bukit Golo Lusang-SDI Konggang, Ruteng-Manggarai.  "Anak itu harta yang tak ternilai," kata kepala sekolah saat kami mendengarkan ceramah singkat sebelum ceremony penerimaan raport. “Karena itu, Saya berharap orang tua bisa memperhatikan anaknya. Kesuksesan anak itu ada, karena kerja sama antara guru dan orang tua. Kalau ada anak yang bawa foto copy ke rumah, orang tua juga harus perhatikan. Sebagai orang tua harus bimbing merek...