Langsung ke konten utama

Angela: Kukirimkan Pesan Cintaku Dari Universitas Columbia ke Tana Nuca Lale

Oleh : Valensius Onggot

Angela: Foto di depan Columbia University
Angela benar-benar sudah tiba di New York Amerika Serikat. Lebih tepatnya dia sudah mengunjungi kampus barunya, Columbia University. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan dari Indonesia menuju Amerika. Lihatlah foto selfie Angela di atas, tepat di pelataran Universitas Columbia.

Angela ini tentu bangga karena bisa kuliah di salah satu kampus terbaik di Amerika. Universitas yang terletak di Manhattan pusat Kota New York ini masuk dalam Ivy League atau 8 universitas terbaik di Amerika; bahkan di dunia.

Saya coba mencari tahu di Mbah Google. Siapa sih orang Indonesia yang pernah belajar di sana? Ternyata tidak banyak. Antara lain ada artis cantik, Cinta Laura. Artis yang  menyanyikan lagu, “becek, ga ada ojek” itu.


Selain Cinta Laura, tentunya ada banyak lulusan terkenal dan berprestasi yang mendapatkan penghargaan Nobel. Salah satunya Harold C. Urey di bidang Kimia. Dan masih banyak para lulusan lainnya yang mendapatkan penghargaan serupa.


Nah, ini fakta penting bagi yang suka menonton film produksi Amerika, Universitas ini ternyata sering dijadikan setting (lokasi) untuk beberapa film Hollywood.


Selama kurun waktu 3 tahun ke depan, Angela akan menikmati proses perkuliahan di tempat ini. Namun tentang ini Angela benar-benar bagai mimpi. Saat pertama menginjakkan kakinya di Negeri Paman Sam itu, dia benar-benar tidak yakin akan semua ini.


“Kisah saya sampai bisa melanjutkan kuliah di Columbia University - New York, dulu sangat terasa tidak mungkin. Sampai sekarang pun masih tidak percaya, but God make it possible. Seperti kata-kata dalam theme song asian games tahun lalu, Do your best, and let God do the rest’.......just believe,” tulis Angela dalam akun Facebooknya beberapa waktu lalu.


Tentu siapa pun akan mengalami hal yang serupa. Tidak heran kalau setiba di New York tanggal 18 Agustus 2019 lalu ia mengalami mabuk pascaterbang (jet lag), atau gangguan tidur sementara. Efek dari begitu lamanya ia berada di dalam pesawat.


Karena itu, beberapa hari setibanya di sana, ia menghabiskan waktunya untuk istirahat. Maklum perjalanan panjang dari Ruteng -  Kupang – Jakarta – Doha (Ibu kota Qatar)– New York. Sekitar kurang lebih 24 jam di atas pesawat. Ditambah lagi berjam-jam menunggu di beberapa bandara yang disinggahi. Melelahkan.


“Tetapi semua kelelahan dan penderitaan terbayar setelah tiba dengan selamat, damai sentosa di New York,” kata Angela sebagaimana ditulis dalam akun FBnya pada Jumat (23/8/2019 pagi itu.


 “Semua karena kasih Tuhan dan Bunda Maria yang ajaibnya menuntun saya dengan selamat dan bahagia sampai menginjakkan kaki di tanah Amerika yang perbedaan waktunya pas 12 jam dengan tanah Nuca Lale,” tulisnya.


Dia pun menambahkan, khusus bagi saya (penulis), “untuk omvalen yang mau mewawancarai saya minggu lalu sehingga terbitlah berita ini, terima kasih banyak. Terima kasih sudah mewadai dan menyampaikan sepenggal kisah saya”.


Kepada para sahabat pun, Ia menulis agar kisahnya dari Amerika ini menjadikan inspirasi untuk terus berusaha dan tidak putus asa meraih mimpi. “Semoga cerita sederhana dan mimpi-mimpi saya bisa menginspirasi dan mendorong saya punya ase kae semua di Manggarai untuk selalu semangat menggapai mimpinya.”


Sending my love from Columbia University to Tana Nuca Lale


Merespon dukungan dari segenap masyarakat Manggarai kepadanya yang hendak melanjutkan pendidikannya di Amerika, Angela mengirimkan pesan “cinta” kepada segenap masyarakat Nuca Lale. 


Dalam postingan pada akun Fbnya Senin (25/8/2019) lalu, Angela menulis dengan judul besar “Sending my love from Columbia University to Tana Nuca Lale”. Ia bercerita kalau ia sebelumnya mengalami kegagalan. Namun ia tidak putus asa.

“I believe that God’s plan is far beautiful than that of mine”. Namun untuk bangkit dari kegagalan tidaklah mudah. “Is never easy, you know...”, lanjutnya.


“If I didn’t fail at that time (jika saya tidak pernah merasakan kegagalan itu) pasti saat ini tidak bisa berfoto di sini (pelataran Universitas Columbia). Yang mana adalah icon dari one of the best universities in the US and in the Word”, papar Angela dalam tulisan tersebut.


“Jangan takut gagal. Spare no effort in everything, and God will count all of that,” tutupnya.


Proses Perkuliahan di Amerika


Mendapatkan beasiswa ke Amerika adalah sebuah kebanggaan. Namun tersirat sebuah tanggung jawab. Angela menyadari hal ini. Karena itu proses adaptasi juga terlihat gampang-gampang tetapi susah. Putri dari pasangan Gaba Gabriel (Alm) dan Ibu Kritina Jaimun ini yang bernama lengkap Angela Merici. G. Adem ini akan mengerahkan semua kemampuan terbaiknya untuk bisa melangkah lebih maju lagi.


Soal sistem pembelajaran, Amerika dan Indonesia tentu berbeda. Sangat berbeda juga dengan Universitas Negeri Malang dimana ia meraih gelar sarjana Strata Satu pada program studi Matematika tahun 2017 silam.


Proses perkuliahan di Amerika biasaya ada tiga jenis kelas. Pertama, kelas biasa dimana ada aktivitas tatap muka di kelas. Ada dosen dan ada mahasiswa di kelas.


Kedua, pertemuan online. Dimana ada pertemuan kelas tetapi dilaksanakan menggunakan teknologi yang ada, lewat jaringan internet. Dan ketiga, disebut sebagai Hybrid yang merupakan gabungan antara yang online dan biasa.


Angela juga sadar, kuliah di Amerika harus belajar kuat. Tuntutan tugas yang sangat banyak, mendorong para mahasiwa untuk bisa belajar mandiri. Sehingga di perpustakaan benar-benar dimanfaakan semaksimal mungkin. Tidak mengherankan kalau perpustakaan di Amerika didesain sangat mewah, beda dengan di Indonesia yang kebanyakan seperti gudang. Buku-bukunya kebanyakan lusuh berembun, karena tidak selalu dijamah.


Angela akan memulai perkuliahannya pada tanggal 4 September 2019 mendatang. Tentu saja tantangan yang paling besar Anjela dan pelajar Indonesia lainnya adalah beradabtasi.


Lewat inbox secara guyon saya bertanya, rame kah di sana?


Tentu saja, rame kata Angela. Bisa ketemu orang dari berbagai negara mereka masing-masing. Wilayahnya tertata dengan baik, rapi. Tetapi orangnya tidak terlalu peduli dengan orang lain, tidak seperti kita di Indonesia atau orang Manggarai yang hampir selalu saling sapa di jalan.


“Orang-orang di sini tidak. Di jalan sibuk dengan urusannya masing-masing saja. Terus yang paling unik, di sini kehidupan sesungguhnya baru dimulai lewat jam 9 pagi,” jawabnya.


Dari Tana Nuca Lale, kepada Angela pun kami menitipkan salam. Sebagaimana pesan Bupati Deno Kamelus saat menerima Angela untuk berpamitan dengan Bupati Deno di Ruang Kerja Bupati Manggarai beberapa waktu lalu. “Belajarlah baik-baik dan sungguh-sungguh sehingga nantinya dapat mengabdi untuk kemajuan daerah Manggarai dan juga untuk kepentingan negara di masa depan”.


Salam

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesta Sambut Baru; Salah Satu Hadiah Terbaik Orang Tua?

Foto di Depan Gereja Katedral Ruteng Oleh : Valensius Onggot Wajahnya sumringah. Ketika begitu banyaknya orang yang datang memberikan ucapan selamat.  “Selamat ya nak!”  Dia pun menerima ucapan selamat itu dengan rasa bangga. Wajahnya tambah ceria. Bak Ratu sehari. Itulah yang dialami oleh anak saya, Cecilia beberapa minggu yang lalu (5/5/2019). Juga mungkin dialami oleh anak-anak lainnya. Apalagi saat ini lagi musimnya pesta sambut baru. Kemarin ditelpon oleh seorang teman, undang saya karena anaknya sambut baru Minggu esok.   “Makasih undangannya kawan!” kata saya. Bagi seorang anak yang beriman Katolik, penerimaan komuni pertama adalah sesuatu yang sangat dinantikan. Karena itu begitu banyak persiapan yang mesti dilakukan. Ada persiapan rohani, baik untuk si anak maupun bagi para orang tua. Namun yang merepotkan adalah persiapan jasmaniah. Pesta-pesta . Ada yang bercerita, kalau sebelumnya si anak turut sama ajakan orang tua. Tak ada pesta-pesta . Yang ada n...

Sejenak “Berkontemplasi” Menikmati Sawah Lingko Cara

Sebagian dari anda tentu sudah mengenal Lodok Lingko Cara yang terletak di Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Manggarai. Namun bila anda yang belum ke sana, saya sarankan; carilah kesempatan sejenak untuk menikmati sejuta keindahan alam nan unik yang merupakan warisan masa lalu orang Manggarai itu. Untuk itulah saya bersama keluarga singgah sebentar di lokasi tujuan wisata tersebut. Dengan karcis masuk seharga super murah Sepuluh Ribu Rupiah, perjalanan menikmati keindahan Spider web rice field dari puncak Weol Kelurahan Wae Belang, pun dimulai. Hanya sekitar 400 meter dari jalan raya, kami dan para pengunjung lainnya sudah bisa sampai di puncak Weol. Sedikit bersusah payah, karena harus melewati 200-an anak tangga dengan sedikit treking curam. Untuk kesehatan, nah... ini bagus bagi mereka yang berat badan lagi naik. Di puncak Weol ini, hamparan sawah yang luas akan menjadi suguhan yang enak dipandang. Makanya, anak saya Gavin tiba-tiba mengucapkan kata “amazing” dari mulut...

Hendak Kuliah di Amerika, Ini Konsep Pendidikan Menurut Angela

Oleh : Valensius Onggot "Pendidikan itu adalah investasi," Angela Namanya Angela Merici G. Adem. Umurnya baru 21 Tahun. Ketika ia lulus dalam proses seleksi beasiswa S2 di luar Negeri tahun 2017 silam. Saat itu, baru enam bulan mengajar pada sebuah sekolah swasta di Kabupaten Manggarai. Tepatnya di SMAK St. Stefanus Ketang – Kabupaten Manggarai.  Di usia yang terbilang muda, 20 tahun, Angela sudah mendapatkan gelar sarjana S1 dari Universitas Negeri Malang dengan jurusan yang paling diminatinya; Matematika.  Alur cerita perjalanan hidupnya tentu seharusnya sudah berubah. Ia sudah menjadi guru Matematika dan merasakan nikmatnya menjadi staf pengajar, sesuai gelar kesarjanaannya itu.  Namun tidak bagi Angela. Peluang-peluang baru selalu terbuka. Pendidikan baginya adalah investasi jangka panjang. Tidak cukup hanya menjadi seorang guru, terutama guru di Indonesia Timur yang memiliki catatan buruk soal sarana dan prasarana pendidikan. “Saya mengambil kuliah...

Terima SK PPPK, Youtuber Ini Berlinang Air Mata

Foto bersama Jefri Agung Oleh Valensius Onggot Kabar baik datang di Bulan Juni. Terutama bagi tenaga PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang lolos seleksi pada 2021 lalu. Mereka akhirnya resmi menjadi pegawai pemerintah melalui Surat Keputusan pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara. Tak terkecuali di Kabupaten Manggarai. Pelaksanaan penyerahan SK untuk guru dalam proses seleksi tahab 1 dan 2 diselenggarakan pada Jumat 3 Juni 2022. Penyerahan SK Bupati Manggarai tersebut dilaksanakan secara terpusat di Aula MCC Ruteng oleh Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut, SH. Ada hal yang menarik saat penerimaan SK tersebut. Dari 604 orang guru, saya mendapati seorang guru yang juga sering berkecimpung dalam media sosial. Dia adalah seorang Youtuber. Meski baru setahun jagung dengan subscribe yang masih bisa dihitung dengan jari, proses kreatifnya tak kalah dengan yang berpengalaman. Dia adalah Jefri Agung. Nama chanel youtubenya sama dengan namanya sendiri #htt...

Jalan Panjang Menemukan Seorang Imam Diosesan Pertama Dari Paroki St. Wihelmus Ngkor

Foto: Undangan Tahbisan Diakon Menjadi seorang Imam Katolik berarti mengikrarkan setia selibat, ketaatan dan kesahajaan hidup yang berakar dalam doa. Kami bangga ketika saudara kami ini memilih hidupnya menjadi seorang imam Katolik. Ini berarti dia memberi diri bagi Tuhan dan sesama dengan sukacita dan semangat rela berkorban bagi sesama. By : omvalen Ada sesuatu yang berbeda dari Paroki St. Wihelmus Ngkor tahun ini. Seluruh umat Paroki ini  bergembira menyongsong akan ditahbiskannya seorang imam diosesan/Imam Projo untuk pertama kalinya. Dia adalah Frater Stefanus Jimmy Wintoyo Mala .  Pentahbisan Diakonatnya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2020 nanti oleh YM Uskup Ruteng. Kalau tak ada aral rintangan, Frater Jimmy ini selanjutnya akan ditahbiskan menjadi imam pada bulan Oktober 2020 bersama 9 Diakon lainnya. Tentu saja ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Kebanggaan itu tidak hanya diperuntukkan bagi pasangan Bapak Kosmas Mala dan Ibu Bernadeta Ti...

Menakar Konsistensi dan Inovasi Guru SMPN 4 Langke Rembong di Era Pandemi Covid 19

Foto bersama Kepsek SMPN 4 LR Oleh: Valensius Onggot Ketika   pandemi Covid 19 ini menghantam dunia pendidikan, SMP 4 Langke Rembong sesungguhnya telah siap dengan terobosan dan strategi agar keberlangsungan proses pembelajaran tetap terjaga. Terobosan dan strategi ini ditempuh melalui berbagai kegiatan pelatihan bagi para staf pengajarnya. Terutama penggunaan sarana teknologi informasi yang berbasis online . Saya pun berkesempatan menimbah ilmu dari Bapak Wenseslaus R. Yan pada Jumat (25/9) kemarin. Dia adalah seorang konseptor yang menahkodai SMPN 4 Langke Rembong. Kami bercerita tentang pendidikan yang berubah dalam sebuah paradigma baru akibat hantaman pandemi Covid 19. Hal-hal lain, juga tak luput dari pembincangan. Terutama situasi kekinian yang menjadi percakapan publik. Namun jujur saja; saya begitu takluk di hadapan semangat dan optimismenya membangun dunia pendidikan. Terbukti di bawah kepemimpinannya, Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Lao, Kecamatan Langke Rembon...