Foto : By Endok Cudu "Tuhan Yesus, tolong saya! Terima kasih”. Setelah mengucapkan kata-kata itu, Romo Fridus kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir. Peristiwa kegelisahan dalam sakratul maut itu begitu singkat. Sebagaimana disaksikan oleh salah seorang kerabat, Johanes Santo yang kebetulan saja berada bersamanya di kala itu. Dia mengisahkan, detik-detik jelang kepergiannya saat itu terjadi sangat cepat. Sore itu, Minggu (1/11/2020) hujan turun sangat lebat. Suasana Paroki St. Wihelmus Ngkor terlihat lengang. Sepi. Setelah satu persatu pengurus paroki meninggalkan rumah pastoran paroki. Maklum saja, eforia pentahbisan Imam Baru RD Jimmy Mala belum usai. John biasa ia disapa, bercerita kalau dirinya tergerak untuk menyambangi pastoran Paroki pada saat itu, meskipun hujan mulai mengguyur. Sampai di sana, dia pun sempat bercerita dengan Romo Fridus Alm di depan teras pastoran Paroki. Namun di sela-sela itu, Romo Fridus terus saja mengalami muntah-muntah. Saya sendir...
Menulis: Berjuang Melawan Lupa