Foto bersama Kepsek SMPN 4 LR |
Oleh: Valensius Onggot
Ketika pandemi Covid 19 ini menghantam dunia
pendidikan, SMP 4 Langke Rembong sesungguhnya telah siap dengan terobosan dan
strategi agar keberlangsungan proses pembelajaran tetap terjaga. Terobosan dan
strategi ini ditempuh melalui berbagai kegiatan pelatihan bagi para staf pengajarnya. Terutama
penggunaan sarana teknologi informasi yang berbasis online.
Saya pun berkesempatan menimbah ilmu dari Bapak Wenseslaus R. Yan pada Jumat (25/9) kemarin. Dia adalah seorang konseptor yang menahkodai SMPN 4 Langke Rembong. Kami bercerita tentang pendidikan yang berubah dalam sebuah paradigma baru akibat hantaman pandemi Covid 19.
Hal-hal lain, juga tak luput dari pembincangan. Terutama situasi kekinian yang menjadi percakapan publik. Namun jujur saja; saya begitu takluk di hadapan semangat dan optimismenya membangun dunia pendidikan.
Terbukti di bawah kepemimpinannya, Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Lao, Kecamatan Langke Rembong –Manggarai ini, telah menerapkan pembelajaran secara daring sejak 2019 silam. Kupang Tribunnews.com edisi Senin (2/9/2019) mencatat; SMPN 4 Langke Rembong Mulai Terapkan Pembelajaran Online.
Karena itu, pembelajaran secara daring ini bukanlah perkara baru baginya. Pada saat itu, setelah dirinya “memaksa” para staf pengajarnya untuk mengupgrate pengetahuan berbasis online ini, habitus belajar mengajar pun bertransformasi. Yakni dari pembelajaran konvensional menuju pembelajaran berbasis teknologi dan informasi.
Hasilnya, para siswa dapat menimbah makna pembelajaran melalui sarana teknologi yang tersedia. Bahkan saya mendengar ujian semester genap yang lalu telah menggunakan HP android dan komputer.
Sebagaimana dalam media itu, dirinya menjelaskan bahwa pembelajaran online ini merupakan bagian dari komitmen sekolah dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan.
“Saya ingin para siswa di sekolah ini bisa maju dan bersaing dengan siswa lain di NTT. Maka itu saya dan para guru sudah sepakat melalui rapat, guna menerapkan sistem pembelajaran online bagi siswa”, katanya melalui media tersebut.
Menurutnya, penerapan konsep pembelajaran online yang berbasis IT ini, merupakan bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia menuju era 4,0. Era yang menuntut kerja-kerja pembangunan dalam pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas dan profesionalitas para gurunya.
Pembelajaran berbasis online ini telah menjadi komitmennya untuk membangun pendidikan pada lembaga pendidikan yang dipimpinnya itu, termasuk saat virus corona ini mewabah.
Desain Kegiatan Belajar Mengajar Pada Masa Pandemi Covid 19
Istilah praktik pendidikan “belajar di rumah” merupakan sebuah konsep baru praktik pendidikan di Indonesia. Konsep pendidikan ini didasari sebagai bagian dari upaya untuk mencegahkan penyebaran covid 19.
Namun konsep ini juga diterjemahkan oleh sekian banyak lembaga pendidikan sebagai tidak adanya proses belajar mengajar di sekolah. Atau dengan kata lain, anak-anak diliburkan agar tidak menciptakan klaster baru corrona virus disease.
“Belajar di Rumah” ini memang secara nyata tertuang dalam Edaran Kemdikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease ini.
Karena itulah, tidak mengherankan kalau begitu banyak sekolah – meski zona hijau – tak ada aktivitas belajar mengajar. Kondisi ini muncul dari kecemasan, kekuatiran dan ketakutan yang berlebihan dari para guru dan siswa. Sehingga ada seorang guru yang guyon dengan saya beberapa waktu lalu berujar “terlalu lama berlibur sejak Maret 2020 lalu, dia akhirnya lupa jalan menuju ke sekolahnya lagi”.
Namun, tidak bagi SMPN 4 Langke Rembong. Sebagai Kepala Sekolah Bapak Wens Resman dan seluruh staf pengajar, pandemi Covid 19 ini merupakan moment penting dalam membuka wawasan baru dalam pembelajaran.
Wawasan baru itu hanya bisa dilakukan dengan menjaga komitmen sekolah untuk membangun konsep, strategi dan mekanisme tertentu agar keberlangsungan proses belajar mengajar masih bisa dilakukan.
Untuk itu, sekolah ini tetap menjalankan proses belajar mengajarnya. Meskipun dalam bentuknya yang berbeda. Baik itu kunjungan rumah, pertemuan terbatas, dan pengajaran menggunakan media online/daring.
Namun diakuinya, bahwa praktik pembelajaran daring ini tidaklah mudah. Dibutuhkan perjuangan dan semangat untuk terus belajar. Karena itulah, segenap guru SMPN 4 Langke Rembong ini dibekali dengan berbagai pengetahuan teknis terkini. Seperti pembuatan Video pembelajaran, penyusunan kembali bahan ajar dalam bentuknya yang baru dan pengetahuan praktis lainnya yang berhubungan dengan penggunaan IT.
Saya pun mendapatkan sejumlah informasi bagaimana beratnya membuat video pembelajaran ini. Mulai dari proses kreatif pengambilan gambar, penataan cahaya, sampai pada proses editing yang menguras energi. Video pembelajaran ini pun dikirim kepada para siswa menggunakan aplikasi edmodo. Tugas-tugas lainnya pun demikian.
Atas terlaksananya praktik pendidikan yang baru ini, dirinya menilai bahwa pandemi covid 19 merupakan sebuah kesempatan untuk terus berinovasi. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan sebuah model pendekatan yang fleksibel, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Tujuannya agar aktivitas pembelajaran dapat dilakukan secara optimal.
Disiplin dan Motivator
Selain menerapkan kedisiplinan yang tinggi ini, Bapak Wens Resman ini dikenal sebagai motivator. Saya mengenalnya, ketika dirinya mengabdi di SMPN 2 Langke Rembong. Kebetulan saja, saya adalah salah seorang staf pengajarnya waktu itu.
Prinsipnya, kedisiplinan adalah tanggungjawab. Setiap guru harus masuk sekolah setiap hari, meski itu di masa pendemi seperti sekarang ini. Mereka juga dituntut untuk selalu memeriksa kehadiran siswanya melalui aplikasi yang tersedia. Bahkan menerapkan proses belajar mengajar tatap muka atau konvensional dengan jumlah siswa yang terbatas di rumah adat setempat.
“Beberapa minggu terakhir ini, kami hentikan belajar di rumah-rumah gendang karena bertambahnya orang yang terkonfirmasi positif Covid 19 di Manggarai”, katanya.
Kunjungan rumah ini diperlukan agar interaksi antara guru dan siswa itu tetap bejalan dengan baik. Tidak hanya membentuk kecerdasan secara kognitif tetapi juga mengedepankan pendidikan karakternya. Karena itu, peran orang tua juga penting.
Tentang metode pengajaran menggunakan media daring ini, diakuinya, masih dengan berbagai keterbatasan yang ada. Seperti tingkat literasi anak-anak, dan kemampuan ekonomi dari para orang tua peserta didik. Apalagi kebiasaan belajar mandiri ini merupakan sesuatu yang benar-benar baru.
“Saya membayangkan kalau akibat pendemi ini, tidak ada aktivitas belajar mengajar. Kasihan anak-anak. Padahal anggaran pendidikan terus disalurkan oleh pemerintah pusat melalui dana Bos”, katanya, terutama pertanggungjawaban dana tersebut nantinya.
Ketika pandemi Covid 19 ini mengharuskan kita “menjaga jarak” fisik dan sosial, sekolah ini telah menemukan jalannya sendiri. Yaitu dengan berprilaku secara baru, bersikap secara baru dan menemukan jalan untuk berpikir secara baru.
Salam semangat.
Mantap..Om Peng...sangat inspiratif
BalasHapusIni motivasi bagi sekolah-sekolah lain di kabupaten Manggarai supaya lebih bertindak lebih ke arah 'out of the box' di masa pandemi ini. Salut buat om Valen yg mengangkat realita ini ke permukaan.
BalasHapusMksh banyak, buat komentnya. Ini semua bagian dari cara kita utk bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya. Bahwa masalah bukan halangan utk berkarya, namun menjadi pemicu bagi lahirnya berbagai inovasi.
BalasHapus