Foto: Undangan Tahbisan Diakon |
Menjadi seorang Imam Katolik berarti mengikrarkan setia selibat, ketaatan dan kesahajaan hidup yang berakar dalam doa. Kami bangga ketika saudara kami ini memilih hidupnya menjadi seorang imam Katolik. Ini berarti dia memberi diri bagi Tuhan dan sesama dengan sukacita dan semangat rela berkorban bagi sesama.
By : omvalen
Ada sesuatu yang berbeda dari Paroki St. Wihelmus Ngkor tahun ini. Seluruh umat Paroki ini bergembira menyongsong akan ditahbiskannya seorang imam diosesan/Imam Projo untuk pertama kalinya. Dia adalah Frater Stefanus Jimmy Wintoyo Mala.
Pentahbisan Diakonatnya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2020 nanti oleh YM Uskup Ruteng. Kalau tak ada aral rintangan, Frater Jimmy ini selanjutnya akan ditahbiskan menjadi imam pada bulan Oktober 2020 bersama 9 Diakon lainnya.
Tentu saja ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Kebanggaan itu tidak hanya diperuntukkan bagi pasangan Bapak Kosmas Mala dan Ibu Bernadeta Timung serta keluarga besar. Namun kebanggaan itu juga terasa bagi seluruh umat di Paroki St. Wihelmus Ngkor, yang melingkupi Tiga Desa yaitu Desa Bangka Lao dan Desa Pong Lao, Kecamatan Ruteng- Manggarai serta Desa Lolang Kecamatan Satar Mese.
Ada semangat baru di sana. Dimana benih-benih panggilan menjadi imam atau biarawan/i yang telah ditebarkan oleh para pendahulu itu kini telah tumbuh dan menghasilkan buah.
Bagaimana tidak, perjuangan melewati jalan panjang nan berliku itu telah dilalui. Salah seorang umat dari paroki ini memilih jalan hidupnya menjadi seorang imam; menjadi pelayan Tuhan.
Ia akan mengikrarkan setia selibat, ketaatan dan kesahajaan hidup yang berakar dalam doa. Tidak hanya itu, ketika dirinya menjadi Imam berarti memberi diri bagi Tuhan dan sesama dengan sukacita dan semangat rela berkorban bagi sesama.
Catatan Keberadaan Paroki St.Wihelmus Ngkor
Sejak masa kanak-kanak saya memiliki kedekatan tersendiri dengan Pastor Paroki. Minimal menjadi langganan tetap sebagai putra altar atau ajuda. Seingat saya tahun 1989, yang paling dikenang adalah perjumpaan dan kebersamaan dengan Alm. Romo Frans Doko Pr sebagai Pastor pembantu.
Pastor asal Lempang Paji - Manggarai Timur ini memiliki kedekatan tersendiri dengan umat. Selain pengembangan iman umat, Pastor ini juga bergiat pada sektor pertanian. Lahan paroki digarap untuk dijadikannya sebagai lokasi percontohan untuk beberapa jenis tanaman hortikultura. Bahkan lahan tidur dari beberapa tokoh umat juga ditanami dengan tanaman tersebut. “Gaya hidup” pertanian ini akhirnya banyak ditiru oleh warga masyarakat lainnya.
Dengan pastor paroki sebelumnya, saya tidak mendapatkan informasi yang cukup. Seperti Pater Pius Kila SVD, sebagai peletak dasar iman umat dan juga pencetus dari didirikannya Stasi Ngkor sebagai bagian dari Paroki Cancar sejak tahun 1974.
Tongkat estafet ini kemudian diserahkan kepada Rm Aman Mbiri, Pr tahun 1997-2000. Tak ada informasi apapun yang diperoleh seputar karya pastoral dari Romo Aman ini, selain kegiatan pastoral dan membangun iman umat.
Selepas kepergian Romo Aman, Paroki ini berada di bawah nahkoda Romo Rikard Manggu Pr pada tahun 2000-2013. Relasi-relasi sosial dan kedekatan dengan umat pun menjadi catatan yang selalu dikenang oleh seluruh umat. Sampai dengan keberanian untuk membangun gedung gereja baru menggantikan gedung gereja lama yang kondisinya rusak parah.
Peresmian gereja baru tersebut tanggal 21 Juni 2015 setelah melalui proses pembangunan sejak tahun 2004-2015. Peningkatan status sebagai Paroki Wihelmus Ngkor ini juga secara resmi pada tahun 2000.
Pastor muda Rm. Fridus Masut, Pr menggantikan Romo Rikard yang bertugas di Paroki Roh Kudus Labuan Bajo dan saat ini menjadi Vikep Kevikepan Labuan Bajo. Keakrapan dan kedekatan dengan umat ini juga menjadi pengalaman karya pastoralnya di Paroki ini.
Namun dalam catatannya, sempat terjadi kevakuman tahun 2013-2016 dimana tidak ada pastor paroki tetap yang tinggal di paroki. Pelayanan tugas pastoral langsung di bawah kendali Kevikepan Ruteng.
Dari beberapa catatan itu, tentu saja benih-benih panggilan terus disirami dan diharapkan bertumbuh. Namun sekali lagi, tak ada yang ditahbiskan menjadi imam diosesan dari paroki ini.
Orang-orang tua terus didorong agar anak-anak mereka disekolahkan di Seminari menengah. Ada juga yang didorong untuk mengalami kehidupan religius membiara usai tamat SMA. Namun begitulah banyak juga yang "gagal". Sebagaimana Firman Tuhan, banyak yang dipanggil, tetapi sedikit terpilih, (Mat 22;14).
Keajaiban Tuhan itu sungguh luar biasa. Empat orang telah ditahbiskan menjadi imam Religius/tarekat. Dapat saya sebutkan, P. Remi Sene, SVD; P Paulus Parung SVD yang bertugas di Chili dan Pater Feli Amput, SMM yang bertugas di Kalimantan. Selain itu Pater Kampi Tagul SVD yang melaksanakan karya misi di Timor-timur dan sekarang di Portugal.
Dua puluh tahun kemudian sejak berdirinya paroki ini, yaitu tahun 2020 ini menjadi tahun yang penuh rahmat bagi kami se-Paroki St. Wihelmus Ngkor. Frater Jimmy ini akan menjawab kerinduan umat dan menjadi Imam Diosesan yang pertama kalinya.
Kami pun akan merayakannya dengan penuh kegembiraan dan sukacita. Lebih dari itu, moment ini kami gunakan untuk merefleksikan kedalaman iman. Tidak ada hura-hura, karena semua pasti tahu; kita masih berada dalam situasi pandemi.
Salam..
tulisan yang bagus..e om Peng
BalasHapusMksh kae...
BalasHapus