![]() |
Dokumentasi pribadi |
Danau Mbeang Ledas bukanlah tempat istimewa. Bukan juga menjadi tujuan utama orang berwisata untuk sebagian masyarakat kota Ruteng. Karena tidak istimewa, maka jarang diperbincangkan. Dengan demikian tempat ini menjadi sangat asing di telinga, terutama bagi para pemburu keindahan.
Tetapi moment akhir pekan bagi saya tidak cukup hanya bermain smartphone. Apalagi sampai menggandrungi sosial media yang semakin hari semakin asosial. Persoalan sosial justru banyak dipicu dari gilanya orang bermedia sosial. Maka keluar dari zona berbahaya itu sungguh-sungguh perlu agar kewarasan tetap terjaga. Salah satunya adalah mencari ketenangan dan inspirasi hidup di luar kota.
Nah, di pinggiran kota Ruteng tepatnya di Kelurahan Karot, Langke Rembong Kabupaten Manggarai, ternyata ada spot wisata baru yang bisa dijadikan sebagai obyek melepas kepenatan. Maka pagi itu, pada sebuah akhir pekan yang cukup cerah, saya pun memutuskan untuk menyudahi rasa penasaran saya akan spot indah danau Mbeang Ledas.
Motor tua astrea grand saya, akhirnya membawa raga ini menuju tempat itu melalui sisi timur Bandar Udara Frans Sales Lega. Tidak butuh waktu lama beranjak dari pusat kota, hanya sekitar 20 menitan.
Sepanjang jalan, saya sering berpapasan dengan kendaraan para petani yang pulang mengairi sawahnya. Mereka ternyata adalah sebagian dari pemilik ratusan areal persawahan di sekitar Mbeang Ledas. Sebagian besar dari mereka adalah warga yang berasal dari seputaran kota Ruteng. Selebihnya adalah para remaja; yang bisa ditebak sedang bergejolak.
Kendaraan saya hentikan di pinggiran jalan tepat menuju jalur jalan setapak ke obyek wisata tersebut. Bunyi burung endemik Flores seperti burung Qoaqiu, burung Pergam, dan beberapa jenis burung lainya seperti bersahutan mengiringi perjalanan kami. Jalan setapak itu terlihat licin dan berlumpur. Jadi perlu kehati-hatian saat melangkah kalau tidak mau terseret dalam kubangan lumpur.
Rasa penasaran itu pun hilang. Bentangan danau ini memang tidak luas, hanya selebaran dua kali lapangan sepak bola serta tersembunyi di antara sawah dan kebun penduduk. Nampak sepi. Air danau itu memang sedikit keruh, kecoklatan. Ini tentu berbeda dan tidak seperti yang dibayangkan; kalau dibandingkan dengan Danau Rana Mese - yang jernih itu.
Tetapi ini sudah cukup menjernihkan pikiran saya. Sebab alam akan selalu menyuguhkan dirinya menjadi lukisan yang sempurna. Keindahannya dipercantik dengan deretan Pohon-pohon yang menjulang kokoh di pinggiran danau, menyangga dan mengikat air agar danau itu tetap terisi. Pada sisi barat, dedaunan pohon-pohon cengkeh berkilau menambah nuansa baru bagi mata pengunjung.
Mata saya pun tertuju pada seorang lelaki paruh baya. Dia nampak asyik melemparkan mata kailnya pada kawanan ikan Nila. Berkali-kali juga menarik mata kailnya itu dan merasakan strike dengan penuh kepuasan. Dia kemudian mencelupkan mata kail kecilnya lagi pada sebuah wadah yang ternyata adalah lumut umpan untuk ikan Nila. Satu wadahnya lagi berisi ikan hasil tangkapannya meski diketahui hanya berukuran sebesar ibu jari.
“Saya sering ke sini ase. Ya, karena hoby mancing saja,” kata Pak Hugo yang diketahui berasal dari Kampung Watu seputaran kota Ruteng.
“Tidak tentu, kadang sehari pengunjung berkisar antara dua puluh sampai tiga puluh orang, dan setiap hari ramai. Mungkin karena pandemi maka kadang sepi,” tambahnya.
Ketika ditanyai soal apakah dirinya setuju seandainya tempat itu dijadikan salah satu tempat wisata oleh pemerintah. Dirinya sangat antusias apalagi kalau ditata menjadi tempat bagi mereka yang suka memancing ikan.
“Setuju saja kalau tempat ini dijadikan obyek wisata. Dan pemasukannya bisa untuk perbaikan jalan supaya ramai. Terutama wisata mancing,” tuturnya.
Wisata Mancing? Why Not
Wisata memancing? Boleh juga. Meski ini tetap dianggap sebagai suatu hal yang baru untuk masyarakat kota Ruteng. Kota yang dikenal sebagai kota hujan dan kota dingin.
Betapa tidak, wisata memancing ikan ini akan menambah khasanah wisata di Manggarai. Ini akan menjadi salah satu alternatif pilihan di antara jenis wisata di Manggarai. Ada obyek wisata religius di Golo Curu - Ruteng. Wisata pantai di Nanga Banda Reok. Wisata budaya ada di Wae Rebo dan Todo. Wisata sejarah ada di Liang Bua serta beberapa jenis wisata menarik lainnya.
Karena itu kegemaran memancing ikan saat ini telah menjadi alternatif pilihan melepaskan kepenatan di akhir pekan. Mbeang Ledas akan melayani para mancing mania yang jauh dari pantai. Juga untuk melayani para penghoby mancing di tengah keterbatasan lokasi obyek pemancingan. Di Manggarai ada satu spot lokasi pemancingan yang saya kenal yaitu di Nanga Woja Kecamatan Satar Mese. Ada juga yang lain yakni di Tambak Dalo di Kecamatan Ruteng.
Nah, mengapa Danau Mbeang Ledas ini menjadi salah satu pilihan spot wisata baru khusus lokasi pemancingan? Ya ini karena kondisinya yang alami serta letaknya yang sangat strategis. Yang paling penting adalah mudah diakses. Spot ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kawula muda. Tentu tak ketinggalan bagi orang tua yang berjiwa muda.
Saya membayangkan suatu saat lokasi ini ditata dengan apik. Jalan setapak dibangun agar pengunjung bisa terasa nyaman. Sepanjang pinggiran danau juga ditata dengan baik. Beberapa gazebo pun dibangun agar pengunjung bisa menikmati suasana santai bersama keluarga dan mengolah ikan hasil tangkapan mereka sendiri. Ada tempat berselfie, sekaligus bagian dari promosi.
Bukan tidak mungkin, tempat ini akan menjadi lokasi wisata mancing keluarga alternatif liburan yang murah meriah. Anak-anak akan bermain di pinggiran danau yang telah ditata dengan baik. Para pegunjung akan langsung menikmati hasil ikan segarnya di lokasi itu. Dan di tempat ini anak-anak juga akan bisa belajar tentang alam, hutan dan burung endemic Flores.
Namun memang sampai sejauh ini lokasi wisata ini masih menjadi milik pribadi dari petani sawah di Mbeang Ledas. Karena itu, kondisinya masih alamiah dan belum tersentuh.
So, lokasi ini cocok buat kalian semua, para mancing mania. Jangan berlama-lama, mari kunjungi tempat ini. Namun jangan lupa bawa alat pancing, tentu sambil bercerita tentang indahnya kota Ruteng ini.
Selamat Menikmati...
Keren kaeku
BalasHapus