![]() |
"Sudah setahun Adrianus San bergulat dengan penyakit kanker yang menggerogoti tubuhnya. Dari kunjungan dan cerita dengan keluarga, saya mencoba menarasikannya dalam tulisan yang sederhana ini"
Bulan Oktober 2023 silam, dia tidak bisa menahan lagi perih di kepalanya. Kerap dia meronta-ronta dan membenturkan wajahnya ke tembok hanya untuk menghilangkan rasa nyeri yang luar biasa itu.
Pihak keluarga pun menganggap kalau hal ini adalah sakit kepala biasa.
Namun, seiring berjalannya waktu, rasa sakit yang dialami Bapak Adrianus San (46) itu semakin parah. Napasnya juga sangat berat. Indra penciumannya seperti tidak berfungsi dengan baik, bahkan sampai hilang rasa pada lidah. Suaranya parau, yang mungkin bermasalah dengan pita suara atau paru-paru.
Keluarga juga masih menduga kalau sakit ini adalah sejenis penyakit flu menahun.
Lalu keluarga didesak untuk melakukan pemeriksaan di RSUD Ruteng. Diagnosis awal kalau Adrianus terkena sinusitis, yaitu peradangan atau pembengkakan pada jaringan yang melapisi sinus yang terletak di sekitar tulang wajah.
Pemeriksaan rutin pun berlanjut sampai kemudian pihak Rumah Sakit menawarkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di rumah sakit lain yang peralatan medisnya lebih lengkap.
Pihak keluarga Setuju, dan RSUD Prof.DR. W.Z Yohanes Kupang menjadi pilihan Rumah sakit Rujukan.
Bulan November 2023 silam, tindakan dokter adalah operasi bedah gumpalan daging dalam rongga hidung yang menghambat saluran napas. Usai operasi, dokter menjelaskan kalau ini bukanlah penyakit biasa melainkan kanker nasofaring.
Kanker Nasofaring ini adalah kanker ganas yang menyerang nasofaring, yaitu area di belakang rongga hidung dan di atas tenggorokan bagian belakang. Menurut dokter sel kanker tersebut sudah menyebar di bagian lain dari tubuhnya.
Atas informasi ini, keluarga menerima dengan lapang dada dan berharap agar Bapak Adrianus ini kembali sembuh dari penyakit ini. Pihak Rumah sakit pun meminta agar pasien melakukan Kemoterapi untuk menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel kanker ini. Kemoterapi ini pun dilakukan sampai Bulan November 2024.
Alhasil, sepanjang tahun 2024 sudah dilakukan enam kali kemoterapi. Dampak dari kemo ini adalah rambutnya berguguran, napasya semakin berat dan suaranya hilang saat bicara. Selain itu, daya tahan tubuhnya menurun. Kalau lagi tubuhnya drop, kerap ia tak sadarkan diri.
"Dalam perjalanan pulang dari Kupang menuju Aimere, di dalam kapal Ferry ia pingsan lama sekali," kata Ibu Paulina Berek Boro, istri Adrianus.
Saat ini, Adrianus sudah kembali ke kampung halamannya di Kuwu, Desa Poco Likang, Kecamatan Ruteng, dalam masa perawatan. Berharap agar dia bisa sembuh dari kanker yang menggerogoti tubuhnya dan kembali beraktifitas seperti semula.
Kepasrahan kepada Tuhan menjadi harapan satu-satunya. Namun keluarga tetap tegar dan kuat untuk membantu memberikan dukungan bagi Adrianus. Tak jarang, keluarga dan sahabat menjenguk di rumahnya sambil memberikan dukungan moril dan materil.
Keluarga juga ingin mengetuk hati bagi siapapun yang membaca tulisan ini, memohon bantuan bagi yang berkecukupan untuk bisa membantu kesembuhan penyakit ini. Keluarga akan sungguh berterima kasih untuk hati baik ini.
Untuk cinta dan kebaikan kawan-kawan semua, silahkan menghubungi saya, atau bisa membuat catatan dalam komentar di bawah ini. Terima kasih dan Tuhan memberkati.
Komentar
Posting Komentar