Langsung ke konten utama

Demplot Kartika Kodim 1612 Manggarai: Model Ketahanan Pangan yang Menginspirasi

Foto bersama Pa Lambertus Enga, Inspirator Hortikultura Demplot Kartika Kodim 1612 Manggarai


Rabu, 2 Juni 2025
-------

Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, seringkali kita lupa akan akar ketahanan bangsa: pertanian. Generasi muda semakin menjauh dari lumpur dan cangkul, memilih profesi yang dianggap lebih "kekinian".

Namun, di Manggarai, sebuah inisiatif gemilang dari Kodim 1612 Manggarai melalui program Demplot Kartika justru menunjukkan bahwa pertanian adalah masa depan, bahkan bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Belum lama ini, Demplot Kartika Kodim 1612 Manggarai menggelar acara panen raya hortikultura. Bukan sekadar panen biasa, ini adalah bukti nyata keberhasilan sebuah visi. Bertempat di lahan area Bandara Frans Sales Lega, demplot ini dikelola langsung oleh anggota Kodim 1612 Manggarai. 

Dedikasi para prajurit yang biasanya memegang senjata, kini beralih memegang cangkul, sungguh patut diacungi jempol. Mereka telah mengubah lahan tidur menjadi kebun produktif.

Beragam komoditas unggulan berhasil dipanen: cabai, terong, buncis, pare, tomat, hingga jagung manis. Semua benih berasal dari Cap Panah Merah, sebuah bukti bahwa pemilihan bibit berkualitas adalah kunci sukses. Hasil panen yang melimpah ini bukan hanya tentang produksi, melainkan juga tentang edukasi.

Dandim 1612 Manggarai Letkol Inf Budiman Manurung dalam sambutannya dengan jelas memaparkan tujuan mulia di balik Demplot Kartika. Program yang sempat vakum ini dihidupkan kembali dengan satu misi utama: mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang cara bertani hortikultura yang baik dan benar. 

Ini adalah sebuah seruan untuk kembali ke tanah, belajar dari alam, dan tidak menyerah pada keadaan. Dandim menyebut area ini sebagai "tempat yang luar biasa untuk belajar".

Pahlawan tak terlihat di balik kesuksesan ini adalah Bapak Lambertus Enga, seorang purnawirawan TNI yang kini menjabat Ketua Kelompok Tani Wirasakti Kodim 1612 Manggarai. Beliau adalah "suhu pertanian" yang ilmunya tak lekang oleh waktu. 

Dengan rendah hati, Dandim mengakui peran besar Bapak Lambertus dalam menghidupkan kembali semangat bertani di demplot ini. Kehadiran dan dedikasi beliau menjadi jembatan antara pengalaman masa lalu dan harapan masa depan pertanian di Manggarai.

Tak hanya hortikultura, Demplot Kartika juga merambah ke sektor peternakan ayam petelur. Dengan 130 ekor ayam yang menghasilkan sekitar 80 butir telur setiap hari, inisiatif ini menunjukkan diversifikasi yang cerdas. Lagi-lagi, tujuannya bukan semata bisnis, tetapi sebagai pusat edukasi. 

Ini adalah respons cerdas terhadap fenomena "generasi muda yang meninggalkan pertanian dan peternakan" karena menganggapnya kurang "keren" dibandingkan menjadi YouTuber atau profesi digital lainnya.

Foto: Bupati Heri Nabit saat panen simbolis

Bupati Manggarai Heribertus G.L.Nabit, juga memberikan dukungan penuh, mengapresiasi inisiatif Kodim sebagai "contoh nyata bagi masyarakat dan Dinas Pertanian" untuk direplikasi di tempat lain. Beliau berharap Demplot Kartika akan terus berlanjut sebagai pusat pembelajaran, terutama bagi petani milenial. 

Ini adalah penegasan bahwa pemerintah daerah melihat potensi besar dalam kolaborasi semacam ini untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Apa yang dilakukan Kodim 1612 Manggarai di Demplot Kartika adalah sebuah model ideal. Ini adalah sinergi antara TNI, masyarakat, dan pemerintah daerah untuk menjawab tantangan ketahanan pangan di masa depan. Ini adalah bukti bahwa semangat gotong royong dan kemauan untuk belajar bisa menghasilkan keajaiban.

Kita berharap, Demplot Kartika ini tidak hanya berhenti sebagai sebuah demplot, tetapi menjadi katalisator bagi kebangkitan pertanian di Manggarai dan seluruh Indonesia. Mari kita dukung inisiatif serupa, agar generasi muda kembali bangga menjadi petani, dan ketahanan pangan bangsa tetap terjaga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesta Sambut Baru; Salah Satu Hadiah Terbaik Orang Tua?

Foto di Depan Gereja Katedral Ruteng Oleh : Valensius Onggot Wajahnya sumringah. Ketika begitu banyaknya orang yang datang memberikan ucapan selamat.  “Selamat ya nak!”  Dia pun menerima ucapan selamat itu dengan rasa bangga. Wajahnya tambah ceria. Bak Ratu sehari. Itulah yang dialami oleh anak saya, Cecilia beberapa minggu yang lalu (5/5/2019). Juga mungkin dialami oleh anak-anak lainnya. Apalagi saat ini lagi musimnya pesta sambut baru. Kemarin ditelpon oleh seorang teman, undang saya karena anaknya sambut baru Minggu esok.   “Makasih undangannya kawan!” kata saya. Bagi seorang anak yang beriman Katolik, penerimaan komuni pertama adalah sesuatu yang sangat dinantikan. Karena itu begitu banyak persiapan yang mesti dilakukan. Ada persiapan rohani, baik untuk si anak maupun bagi para orang tua. Namun yang merepotkan adalah persiapan jasmaniah. Pesta-pesta . Ada yang bercerita, kalau sebelumnya si anak turut sama ajakan orang tua. Tak ada pesta-pesta . Yang ada n...

Sejenak “Berkontemplasi” Menikmati Sawah Lingko Cara

Sebagian dari anda tentu sudah mengenal Lodok Lingko Cara yang terletak di Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Manggarai. Namun bila anda yang belum ke sana, saya sarankan; carilah kesempatan sejenak untuk menikmati sejuta keindahan alam nan unik yang merupakan warisan masa lalu orang Manggarai itu. Untuk itulah saya bersama keluarga singgah sebentar di lokasi tujuan wisata tersebut. Dengan karcis masuk seharga super murah Sepuluh Ribu Rupiah, perjalanan menikmati keindahan Spider web rice field dari puncak Weol Kelurahan Wae Belang, pun dimulai. Hanya sekitar 400 meter dari jalan raya, kami dan para pengunjung lainnya sudah bisa sampai di puncak Weol. Sedikit bersusah payah, karena harus melewati 200-an anak tangga dengan sedikit treking curam. Untuk kesehatan, nah... ini bagus bagi mereka yang berat badan lagi naik. Di puncak Weol ini, hamparan sawah yang luas akan menjadi suguhan yang enak dipandang. Makanya, anak saya Gavin tiba-tiba mengucapkan kata “amazing” dari mulut...

Hendak Kuliah di Amerika, Ini Konsep Pendidikan Menurut Angela

Oleh : Valensius Onggot "Pendidikan itu adalah investasi," Angela Namanya Angela Merici G. Adem. Umurnya baru 21 Tahun. Ketika ia lulus dalam proses seleksi beasiswa S2 di luar Negeri tahun 2017 silam. Saat itu, baru enam bulan mengajar pada sebuah sekolah swasta di Kabupaten Manggarai. Tepatnya di SMAK St. Stefanus Ketang – Kabupaten Manggarai.  Di usia yang terbilang muda, 20 tahun, Angela sudah mendapatkan gelar sarjana S1 dari Universitas Negeri Malang dengan jurusan yang paling diminatinya; Matematika.  Alur cerita perjalanan hidupnya tentu seharusnya sudah berubah. Ia sudah menjadi guru Matematika dan merasakan nikmatnya menjadi staf pengajar, sesuai gelar kesarjanaannya itu.  Namun tidak bagi Angela. Peluang-peluang baru selalu terbuka. Pendidikan baginya adalah investasi jangka panjang. Tidak cukup hanya menjadi seorang guru, terutama guru di Indonesia Timur yang memiliki catatan buruk soal sarana dan prasarana pendidikan. “Saya mengambil kuliah...

Angela: Kukirimkan Pesan Cintaku Dari Universitas Columbia ke Tana Nuca Lale

Oleh : Valensius Onggot Angela: Foto di depan Columbia University Angela benar-benar sudah tiba di New York Amerika Serikat. Lebih tepatnya dia sudah mengunjungi kampus barunya, Columbia University. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan dari Indonesia menuju Amerika. Lihatlah foto selfie Angela di atas, tepat di pelataran Universitas Columbia. Angela ini tentu bangga karena bisa kuliah di salah satu kampus terbaik di Amerika. Universitas yang terletak di Manhattan pusat Kota New York ini masuk dalam Ivy League atau 8 universitas terbaik di Amerika; bahkan di dunia. Saya coba mencari tahu di Mbah Google. Siapa sih orang Indonesia yang pernah belajar di sana? Ternyata tidak banyak. Antara lain ada artis cantik, Cinta Laura. Artis yang  menyanyikan lagu, “becek, ga ada ojek” itu. Selain Cinta Laura, tentunya ada banyak lulusan terkenal dan berprestasi yang mendapatkan penghargaan Nobel. Salah satunya Harold C. Urey di bidang Kimia. Dan masih banyak para lulusan lainn...

Terima SK PPPK, Youtuber Ini Berlinang Air Mata

Foto bersama Jefri Agung Oleh Valensius Onggot Kabar baik datang di Bulan Juni. Terutama bagi tenaga PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang lolos seleksi pada 2021 lalu. Mereka akhirnya resmi menjadi pegawai pemerintah melalui Surat Keputusan pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara. Tak terkecuali di Kabupaten Manggarai. Pelaksanaan penyerahan SK untuk guru dalam proses seleksi tahab 1 dan 2 diselenggarakan pada Jumat 3 Juni 2022. Penyerahan SK Bupati Manggarai tersebut dilaksanakan secara terpusat di Aula MCC Ruteng oleh Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut, SH. Ada hal yang menarik saat penerimaan SK tersebut. Dari 604 orang guru, saya mendapati seorang guru yang juga sering berkecimpung dalam media sosial. Dia adalah seorang Youtuber. Meski baru setahun jagung dengan subscribe yang masih bisa dihitung dengan jari, proses kreatifnya tak kalah dengan yang berpengalaman. Dia adalah Jefri Agung. Nama chanel youtubenya sama dengan namanya sendiri #htt...

Jalan Panjang Menemukan Seorang Imam Diosesan Pertama Dari Paroki St. Wihelmus Ngkor

Foto: Undangan Tahbisan Diakon Menjadi seorang Imam Katolik berarti mengikrarkan setia selibat, ketaatan dan kesahajaan hidup yang berakar dalam doa. Kami bangga ketika saudara kami ini memilih hidupnya menjadi seorang imam Katolik. Ini berarti dia memberi diri bagi Tuhan dan sesama dengan sukacita dan semangat rela berkorban bagi sesama. By : omvalen Ada sesuatu yang berbeda dari Paroki St. Wihelmus Ngkor tahun ini. Seluruh umat Paroki ini  bergembira menyongsong akan ditahbiskannya seorang imam diosesan/Imam Projo untuk pertama kalinya. Dia adalah Frater Stefanus Jimmy Wintoyo Mala .  Pentahbisan Diakonatnya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2020 nanti oleh YM Uskup Ruteng. Kalau tak ada aral rintangan, Frater Jimmy ini selanjutnya akan ditahbiskan menjadi imam pada bulan Oktober 2020 bersama 9 Diakon lainnya. Tentu saja ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Kebanggaan itu tidak hanya diperuntukkan bagi pasangan Bapak Kosmas Mala dan Ibu Bernadeta Ti...

Menakar Konsistensi dan Inovasi Guru SMPN 4 Langke Rembong di Era Pandemi Covid 19

Foto bersama Kepsek SMPN 4 LR Oleh: Valensius Onggot Ketika   pandemi Covid 19 ini menghantam dunia pendidikan, SMP 4 Langke Rembong sesungguhnya telah siap dengan terobosan dan strategi agar keberlangsungan proses pembelajaran tetap terjaga. Terobosan dan strategi ini ditempuh melalui berbagai kegiatan pelatihan bagi para staf pengajarnya. Terutama penggunaan sarana teknologi informasi yang berbasis online . Saya pun berkesempatan menimbah ilmu dari Bapak Wenseslaus R. Yan pada Jumat (25/9) kemarin. Dia adalah seorang konseptor yang menahkodai SMPN 4 Langke Rembong. Kami bercerita tentang pendidikan yang berubah dalam sebuah paradigma baru akibat hantaman pandemi Covid 19. Hal-hal lain, juga tak luput dari pembincangan. Terutama situasi kekinian yang menjadi percakapan publik. Namun jujur saja; saya begitu takluk di hadapan semangat dan optimismenya membangun dunia pendidikan. Terbukti di bawah kepemimpinannya, Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Lao, Kecamatan Langke Rembon...