Foto : Apri |
Tatanan sosial baru telah dimulai. Itu artinya fasilitas publik dan rumah-rumah ibadah mulai dibuka kembali. Tentu saja sesuatu yang berbeda dan tak lazim akan menjadi pemandangan biasa pada masa new normal ini.
Di gereja Paroki St Wihelmus Ngkor pun demikian. Ada pemandangan yang tak biasa, ketika dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi. Saya mengetahuinya, saat saya mengikuti ekaristi kudus di rumah ibadah tersebut pada Minggu kemarin.
Di gereja yang terletak di Desa Bangka Lao, Kecamatan Ruteng - Manggarai ini seluruh umat dan pengurus gereja benar-benar taat dengan arahan protokol kesehatan. Meski saya tahu, di beberapa rumah ibadah lainnya pun berlaku demikian.
Pada teras pintu masuk gereja, sebuah tangki besar tempat mencuci tangan telah disediakan. Setelah membasuh tangan dengan air, umat diukur suhu tubuhnya.
Dua orang petugas menunggu umat dengan sabar, masing-masing dengan peralatan thermo gun. Keduanya sigap mengecek suhu tubuh kepada setiap umat yang akan mengikuti ibadah mingguan.
"Tiga puluh enam koma empat. Normal!" kata salah seorang petugas pada saya.
Kedua orang ini diketahui adalah anggota dari relawan Desa Bangka Lao. Mereka dengan setia menjaga portal keluar masuk desa sejak pandemi ini melanda empat bulan lalu. Kegiatan sosialisasi dan edukasi pun terus dilakukan oleh para relawan ini. Tentu saja tanpa mengharapkan imbalan dan jasa.
Bagi mereka ketulusan mengabdi adalah ibadah. Tujuan mereka cuma satu. Memastikan seluruh warga Desa Bangka Lao tidak tertular virus yang mematikan ini - Covid 19.
Di dalam gereja saya diperlihatkan dengan pemandangan yang berbeda. Bangku-bangku gereja hanya diduduki oleh 2 orang. Masing-masing orang berkusuk dalam doa dengan tetap mengenakan masker. Di tengah-tengah bangku gereja tersebut, tampak garis silang berwarna hitam. Rupanya memberi isyarat agar tidak boleh digunakan.
Anda pasti bisa menebak, luas ruangan gereja sekira 1000 meter persegi itu hanya bisa dipadati oleh sepuluh persen umat dari dua desa pendukung, yakni Desa Bangka Lao dan Desa Pong Lao.
![]() |
Foto: dari salah satu sudut ruangan gereja |
Selain itu kelelahan ini juga menyebabkan energi terkuras karena memikirkan pandemi covid 19 yang sampai saat ini tak kunjung usai. Beruntunglah, di Manggarai sendiri saat ini berkategori aman; zona hijau.
Karena itu firman Tuhan pada hari itu mengajak bagi orang yang percaya untuk kembali kepada-Nya. Kembali mengandalkan Tuhan dalam setiap peristiwa hidup dan tidak pada kekuatan diri sendiri. Termasuk penderitaan panjang yang melanda dunia dengan mewabahnya Covid 19 ini.
Sabda ini nyata:
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu, (Mat 11:28)
Komentar
Posting Komentar