Langsung ke konten utama

Inspirasi Hidup Dari Seorang Petani Sayur

Inspirasi hidup itu tidak harus datang dari orang-orang hebat. Orang-orang sederhana pun bisa dijadikan contoh hidup. Terutama tentang semangat dan konsistensi pada pekerjaan-pekerjaan biasa dan  sederhana.

Oleh : Valensius Onggot

Dia adalah satu orang dari sekian petani hortikultura yang berusia lanjut. Saya pun bertemu dengannya akhir pekan kemarin, saat matahari senja masih panas-panasnya.

Pada saat itu, dirinya lagi asyik menyiangi rumput di beberapa petak lahan sayurannya itu; sendirian.

Itulah aktivitas keseharian dari Bapak Sius Jenaur. Seorang petani asal Desa Bangka Lao, Kecamatan Ruteng-Manggarai. Orang-orang sekitar dan sanak keluarga sering memanggilnya dengan sebutan; Njiuk.

Umurnya sudah menginjak 75 tahun. Fisiknya terlihat lelah. Telah lama dirinya menggunakan tongkat kayu untuk menyangga keseimbangan tubuhnya itu.

 Jalannya juga tertatih-tatih. Apalagi saat memikul sesuatu di pundaknya sebagaimana petani-petani lainnya.

Om Njiuk ini sudah lama berkecimpung dalam pertanian hortikultura. Bahkan sampai-sampai sebidang tanah sawah padinya diganti dengan tanaman jenis sayuran hortikultura seperti wortel atau Fambox serta beberapa jenis sayuran lainnya.

Katanya, hasil dari panen padi sawah tidak sebanding memanen sayuran wortel.

“Untuk semusim biasanya sawah itu hanya bisa memanen sekitar 7 karung padi. Beda jual wortel, hasilnya sama seperti 35 karung padi untuk satu musim,” tuturnya.

Kali ini, dia pakai lahan kering milik paroki St. Wihelmus Ngkor. Di dalamnya dia menanam jenis sayuran Fambox. 

Diceritakannya, lahan ini adalah lokasi favoritnya karena berdekatan dengan rumahnya itu. Selain menanam sayuran, lahan ini digunakannya sebagai tempat mengusir kesepian. Sepi dalam usia senja.

Karena itu, setiap pagi ia selalu berjemur di tempat ini sambil menyirami sayurannya agar terus bertumbuh segar. Pada sore harinya lagi ia akan menyirami kembali sayuran tersebut sambil mengira kalau-kalau ada pembeli.

“Setiap hari saya berada di tempat ini,” katanya.

Ikhwal jadi petani sayur di Desa Bangka Lao ini merupakan sesuatu yang benar-benar baru. Para petani masih enggan untuk beralih langkah dari cara bertani padi sawah ke bertani sayur. Bahkan para petani sayur umumnya berasal dari kalangan usia lanjut.

Padahal sektor ini perlu juga dilirik oleh para orang muda sebagai sebuah kesempatan untuk memperkuat ekonomi keluarga. Kehidupan harian mereka masih bergantung pada sektor jasa dan menjadi pedagang.

Namun Om Njiuk akhirnya tetap bertahan, meski pada usia yang tidak terbilang muda. Dia memilih berhortikultura sampai usia senja. Sampai benar-benar lelah memberi contoh bagi anak-anak muda untuk mulai menanam jenis sayuran.

Bertumbuhnya minat petani untuk menanam jenis hortikultura karena Pemkab Manggarai terus memberikan sosialisasi dan edukasi soal  pertanian hortikultura ini.

Keterlibatan ini diwujudkan dengan peningkatan peran dari instansi-instansi terkait dalam bentuk Program Simantri Manggarai. 

Program simantri ini merupakan program prioritas dari Bupati Manggarai dan Wakil Bupati Manggarai periode 2016-2021. Anda bila membaca komentar dari penulis muda yang menulis tentang Simantri Manggarai dalam postingan saya sebelumnya.

Apakah perubahan itu ada? Jelas ada.

Sekurang-kurangnya dengan meningkatnya minat petani untuk bekerja pada sektor ini, sampai dengan tahun 2019 kemarin telah ada 30 kelompok Tani Simantri di Manggarai yang tersebar di 12 Kecamatan. Yang terdiri dari 1.048 orang petani yang mengembangkan hortikultura pada areal 150 HA.

Selain edukasi, pemberian bantuan stimulus berupa bibit dan pupuk juga terus dilakukan. Hal ini diharapkan bisa menggerakan dan memberdayakan para petani agar bisa berkembang secara mandiri.

Hasilnya tentu bisa dilihat.

Meski tidak bisa dibandingkan dengan wilayah penghasil sayuran di Indonesia seperti Bali dan Malang – Jatim. 

Kita masih membutuhkan waktu yang cukup untuk terus berkembang menjadikan pertanian hortikultura sebagai salah satu sentra ekonomi masyarakat. Kabupaten Malang saja yang merupakan pusat sayuran dan buah di Jawa Timur membutuhkan waktu sekitar 50 tahun untuk bisa bertahan sampai saat ini.

Namun kalau orang-orang muda ketiadaan contoh yang dekat, Om Njiuk telah menyuguhkannya melalui tindakan-tindakan sederhana. Menanam dan terus menanam untuk terus berproduktif terutama di masa pandemi seperti ini.

Salam dari Bangka Lao.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesta Sambut Baru; Salah Satu Hadiah Terbaik Orang Tua?

Foto di Depan Gereja Katedral Ruteng Oleh : Valensius Onggot Wajahnya sumringah. Ketika begitu banyaknya orang yang datang memberikan ucapan selamat.  “Selamat ya nak!”  Dia pun menerima ucapan selamat itu dengan rasa bangga. Wajahnya tambah ceria. Bak Ratu sehari. Itulah yang dialami oleh anak saya, Cecilia beberapa minggu yang lalu (5/5/2019). Juga mungkin dialami oleh anak-anak lainnya. Apalagi saat ini lagi musimnya pesta sambut baru. Kemarin ditelpon oleh seorang teman, undang saya karena anaknya sambut baru Minggu esok.   “Makasih undangannya kawan!” kata saya. Bagi seorang anak yang beriman Katolik, penerimaan komuni pertama adalah sesuatu yang sangat dinantikan. Karena itu begitu banyak persiapan yang mesti dilakukan. Ada persiapan rohani, baik untuk si anak maupun bagi para orang tua. Namun yang merepotkan adalah persiapan jasmaniah. Pesta-pesta . Ada yang bercerita, kalau sebelumnya si anak turut sama ajakan orang tua. Tak ada pesta-pesta . Yang ada n...

Sejenak “Berkontemplasi” Menikmati Sawah Lingko Cara

Sebagian dari anda tentu sudah mengenal Lodok Lingko Cara yang terletak di Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Manggarai. Namun bila anda yang belum ke sana, saya sarankan; carilah kesempatan sejenak untuk menikmati sejuta keindahan alam nan unik yang merupakan warisan masa lalu orang Manggarai itu. Untuk itulah saya bersama keluarga singgah sebentar di lokasi tujuan wisata tersebut. Dengan karcis masuk seharga super murah Sepuluh Ribu Rupiah, perjalanan menikmati keindahan Spider web rice field dari puncak Weol Kelurahan Wae Belang, pun dimulai. Hanya sekitar 400 meter dari jalan raya, kami dan para pengunjung lainnya sudah bisa sampai di puncak Weol. Sedikit bersusah payah, karena harus melewati 200-an anak tangga dengan sedikit treking curam. Untuk kesehatan, nah... ini bagus bagi mereka yang berat badan lagi naik. Di puncak Weol ini, hamparan sawah yang luas akan menjadi suguhan yang enak dipandang. Makanya, anak saya Gavin tiba-tiba mengucapkan kata “amazing” dari mulut...

Hendak Kuliah di Amerika, Ini Konsep Pendidikan Menurut Angela

Oleh : Valensius Onggot "Pendidikan itu adalah investasi," Angela Namanya Angela Merici G. Adem. Umurnya baru 21 Tahun. Ketika ia lulus dalam proses seleksi beasiswa S2 di luar Negeri tahun 2017 silam. Saat itu, baru enam bulan mengajar pada sebuah sekolah swasta di Kabupaten Manggarai. Tepatnya di SMAK St. Stefanus Ketang – Kabupaten Manggarai.  Di usia yang terbilang muda, 20 tahun, Angela sudah mendapatkan gelar sarjana S1 dari Universitas Negeri Malang dengan jurusan yang paling diminatinya; Matematika.  Alur cerita perjalanan hidupnya tentu seharusnya sudah berubah. Ia sudah menjadi guru Matematika dan merasakan nikmatnya menjadi staf pengajar, sesuai gelar kesarjanaannya itu.  Namun tidak bagi Angela. Peluang-peluang baru selalu terbuka. Pendidikan baginya adalah investasi jangka panjang. Tidak cukup hanya menjadi seorang guru, terutama guru di Indonesia Timur yang memiliki catatan buruk soal sarana dan prasarana pendidikan. “Saya mengambil kuliah...

Angela: Kukirimkan Pesan Cintaku Dari Universitas Columbia ke Tana Nuca Lale

Oleh : Valensius Onggot Angela: Foto di depan Columbia University Angela benar-benar sudah tiba di New York Amerika Serikat. Lebih tepatnya dia sudah mengunjungi kampus barunya, Columbia University. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan dari Indonesia menuju Amerika. Lihatlah foto selfie Angela di atas, tepat di pelataran Universitas Columbia. Angela ini tentu bangga karena bisa kuliah di salah satu kampus terbaik di Amerika. Universitas yang terletak di Manhattan pusat Kota New York ini masuk dalam Ivy League atau 8 universitas terbaik di Amerika; bahkan di dunia. Saya coba mencari tahu di Mbah Google. Siapa sih orang Indonesia yang pernah belajar di sana? Ternyata tidak banyak. Antara lain ada artis cantik, Cinta Laura. Artis yang  menyanyikan lagu, “becek, ga ada ojek” itu. Selain Cinta Laura, tentunya ada banyak lulusan terkenal dan berprestasi yang mendapatkan penghargaan Nobel. Salah satunya Harold C. Urey di bidang Kimia. Dan masih banyak para lulusan lainn...

Terima SK PPPK, Youtuber Ini Berlinang Air Mata

Foto bersama Jefri Agung Oleh Valensius Onggot Kabar baik datang di Bulan Juni. Terutama bagi tenaga PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang lolos seleksi pada 2021 lalu. Mereka akhirnya resmi menjadi pegawai pemerintah melalui Surat Keputusan pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara. Tak terkecuali di Kabupaten Manggarai. Pelaksanaan penyerahan SK untuk guru dalam proses seleksi tahab 1 dan 2 diselenggarakan pada Jumat 3 Juni 2022. Penyerahan SK Bupati Manggarai tersebut dilaksanakan secara terpusat di Aula MCC Ruteng oleh Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut, SH. Ada hal yang menarik saat penerimaan SK tersebut. Dari 604 orang guru, saya mendapati seorang guru yang juga sering berkecimpung dalam media sosial. Dia adalah seorang Youtuber. Meski baru setahun jagung dengan subscribe yang masih bisa dihitung dengan jari, proses kreatifnya tak kalah dengan yang berpengalaman. Dia adalah Jefri Agung. Nama chanel youtubenya sama dengan namanya sendiri #htt...

Jalan Panjang Menemukan Seorang Imam Diosesan Pertama Dari Paroki St. Wihelmus Ngkor

Foto: Undangan Tahbisan Diakon Menjadi seorang Imam Katolik berarti mengikrarkan setia selibat, ketaatan dan kesahajaan hidup yang berakar dalam doa. Kami bangga ketika saudara kami ini memilih hidupnya menjadi seorang imam Katolik. Ini berarti dia memberi diri bagi Tuhan dan sesama dengan sukacita dan semangat rela berkorban bagi sesama. By : omvalen Ada sesuatu yang berbeda dari Paroki St. Wihelmus Ngkor tahun ini. Seluruh umat Paroki ini  bergembira menyongsong akan ditahbiskannya seorang imam diosesan/Imam Projo untuk pertama kalinya. Dia adalah Frater Stefanus Jimmy Wintoyo Mala .  Pentahbisan Diakonatnya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2020 nanti oleh YM Uskup Ruteng. Kalau tak ada aral rintangan, Frater Jimmy ini selanjutnya akan ditahbiskan menjadi imam pada bulan Oktober 2020 bersama 9 Diakon lainnya. Tentu saja ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Kebanggaan itu tidak hanya diperuntukkan bagi pasangan Bapak Kosmas Mala dan Ibu Bernadeta Ti...

Menakar Konsistensi dan Inovasi Guru SMPN 4 Langke Rembong di Era Pandemi Covid 19

Foto bersama Kepsek SMPN 4 LR Oleh: Valensius Onggot Ketika   pandemi Covid 19 ini menghantam dunia pendidikan, SMP 4 Langke Rembong sesungguhnya telah siap dengan terobosan dan strategi agar keberlangsungan proses pembelajaran tetap terjaga. Terobosan dan strategi ini ditempuh melalui berbagai kegiatan pelatihan bagi para staf pengajarnya. Terutama penggunaan sarana teknologi informasi yang berbasis online . Saya pun berkesempatan menimbah ilmu dari Bapak Wenseslaus R. Yan pada Jumat (25/9) kemarin. Dia adalah seorang konseptor yang menahkodai SMPN 4 Langke Rembong. Kami bercerita tentang pendidikan yang berubah dalam sebuah paradigma baru akibat hantaman pandemi Covid 19. Hal-hal lain, juga tak luput dari pembincangan. Terutama situasi kekinian yang menjadi percakapan publik. Namun jujur saja; saya begitu takluk di hadapan semangat dan optimismenya membangun dunia pendidikan. Terbukti di bawah kepemimpinannya, Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Lao, Kecamatan Langke Rembon...