![]() |
Dok pribadi |
Natal telah tiba. Marilah kita bersukacita karena Kristus Yesus telah lahir!
Umat Kristiani di seluruh dunia hari ini 25 Desember 2022 merayakan pesta Natal. Hari ini adalah salah satu hari besar yang ditunggu-tunggu dan dirindukan sebab ingin merayakannya bersama keluarga.
Namun suasana Natal tahun ini agak berbeda. Hujan terus saja mengguyur di hampir semua wilayah di NTT. Di beberapa wilayah lain bahkan disertai dengan angin kencang. Karena kondisi inilah maka banyak umat yang kesulitan ke gereja merayakan Natal bersama keluarga.
Hujan jelang Natal kali ini, kata orang, merupakan ujian kedalaman iman. Apakah umat Kristiani kuat menghadapi tantangan cuaca yang tidak bersahabat ini dan boleh terlibat dalam perayaan syukur kelahiran Kristus itu?
Ternyata, "ujian hujan dan angin" itu tidak menyurutkan niat umat untuk ke gereja sebagai mana yang saya saksikan pada perayaan tersebut. Di Gereja Paroki St. Wihelmus Ngkor yang terletak di Desa Bangka Lao, Manggarai, umat sangat antusias merayakan misa kudus.
Di tengah guyuran hujan dan angin kencang mereka berlarian menuju pintu gereja dimana Misa Pertama dimulai pada pukul 07.00 Wita. Bangku-bangku gereja pun terisi penuh. Tampak saya saksikan, setiap umat secara khusuk berdoa dalam hati sebelum perayaan dimulai.
Ketika perayaan iman itu berlangsung, kemeriahan itu sangat terasa. Derasnya hujan dan angin seakan tidak mengganggu jalannya perayaan tersebut.
Lagu-lagu Natal diperdengarkan oleh anggota Koor dengan suara yang shadu dan merdu. Saya pun setuju kalau keselamatan itu tidak diperoleh dengan cara yang gampangan, melainkan dengan jalan penderitaan dan susah payah.
Tak jarang, saya menyaksikan banyak umat yang menghadiri perayaan dengan kondisi basah kuyup. Cuaca dingin yang menyengat akhirnya dihangatkan dengan gegap gempita irama lagu-lagu Natal yang membahana.
Tema Natal tahun ini adalah “Pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”. Tema tersebut diambil dari Injil Matius 2;12 yang lengkapnya berbunyi :
“Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke Negerinya melalui jalan lain”.
Dalam narasi pembuka pada awal misa tema ini mengartikan bahwa Natal adalah moment kita untuk beralih dari cara hidup lama menuju cara hidup baru. Namun cara hidup baru itu tidaklah ditempuh secara sendiri-sendiri, melainkan secara bersama-sama untuk menemukan jalan kasih yaitu kedamaian.
Baca juga: Nikmati Sunset di Agrowisata "Rumah Ikan" Lao; Inovasi Pertanian dan Wisata Keluarga
![]() |
Foto: Romo Bedi sedang membagi komuni |
Hal ini ditegaskan kembali oleh pastor Paroki St Wihelmus Ngkor Romo Benediktus G. Bomenajo, Pr dalam kotbahnya, Natal tahun ini hendaknya dijadikan sebagai perayaan sukacita untuk berbagi kasih kepada sesama.
Sebab kehadiran kristus di tengah dunia adalah untuk menebus dosa kita sebagai manusia. Salah satu hal yang mesti dilakukan adalah menghilangkan sikap kesombongan.
“Yang benar kita katakan benar dan yang salah kita katakan salah”, tuturnya.
Dijelaskannya, kehadiran Yesus di tengah dunia menjadi contoh bagi kita, demi keselamatan kita. Itulah makna Natal bagi kita. “oke taungs ata daat, tiba taung ata werun”, tutupnya.
Pesan tersebut haruslah menjadi bagian dari cara hidup. Sebab perayaan Natal harus membawa sukacita dan damai sejahtera bagi hidup kita, karena Yesus datang untuk membebaskan kita dari belenggu dosa.
Oleh karena Dia yang lahir di kandang hewan, wafat di kayu salib, dan bangkit dari antara orang mati, kita dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal.
Karena itu, marilah kita bersukacita. Sambut kelahiran Kristus dan hiduplah dengan cara-cara yang baru. SELAMAT PESTA NATAL, semoga kehadiran Kristus mengubah kita menjadi manusia baru.
Selamat Natal untuk kk dan keluarga.
BalasHapus