By : Valensius Onggot
Inovasi pertanian terus saja menggeliat dari kalangan orang-orang muda Manggarai. Semula areal pertanian yang sifatnya konvensional; hanya untuk pangan, ternyata bisa disulap menjadi tempat rekreasi yang layak untuk dikunjungi.
Mungkinkah Ini pertanda dimulainya tren baru pariwisata Manggarai masa depan. Atau ada indikasi pergeseran atas kebosanan sajian pariwisata budaya dan pariwisata alam dan memilih pariwisata berbasis pertanian atau agrowisata.
********
Akhir pekan kemarin, saya diajak oleh salah seorang teman kantor. Katanya, perlu juga aktivitas healing selepas kerja. Melepas aura negatif dari rutinitas harian yang kadang kala membosankan itu penting dilakukan.
Pilihan pun jatuh pada satu tempat pemancingan yang ternyata tidak asing lagi di mata orang muda kota Ruteng. Lokasi pemancingan tersebut terletak di Lao, Kelurahan Wali Kecamatan Langke Rembong, Manggarai.
Jarak menuju lokasi itu hanya sekitar sepuluh menit dari pusat kota Ruteng. Riak-riak ikan air tawar dan hijaunya berbagai jenis sayuran menyambut kami di tempat itu. Sontak saja pemandangan tidak biasa ini sungguh memanjakan mata dan menenangkan hati.
BACA JUGA : Danau Mbeang Ledas Spot Wisata Baru dan Lokus Perjumpaan Para Mancing Mania
Saya berguman, kalau tempat ini bukanlah tempat pemancingan biasa, tetapi mirip sebuah tempat wisata tani. Apabila spot ini dikembangkan lebih lanjut maka akan menambah semarak pariwisata Manggarai menjadi tempat wisata unggulan alternatif selain Labuan Bajo. Apalagi dengan tagline “pariwisata Manggarai” sebagai prime mover pengembangan ekonomi masyarakat.
Bagaimana tidak, belasan kolam ikan air tawar dengan paduan padi sawah yang menguning serta hijaunya deretan tanaman hortikultura ini menambah nuansa exotis tempat tersebut. Saya bisa menyebut beberapa jenis sayuran seperti kacang panjang, buncis, wortel, cabai serta beberapa jenis sayuran lainnya
Ternyata areal ini memang sejak dulu dikenal sebagai pusat sayur-mayur. Warga umumnya adalah petani sayur. Pasokan pangan untuk para pedagang pasar Inpres Ruteng berupa sayur-sayuran separuhnya disuply dari lokasi pertanian ini.
Tempat ini menjadi semakin unik karena ada pondok kecil bernuansa klasik. Di beberapa sudutnya bertuliskan “Rumah Ikan”. Pondok ini tidak hanya menghiasi pemandangan sekitar tetapi juga tempat menikmati hasil mancingan. Cerita senja itu terasa alami ketika berpadu dengan menu ikan bakar yang dibungkus dengan daun pisang.
Rudy Tato sang pemilik, bercerita kalau pondoknya ini biasa dijadikan tempat rekreasi bagi para sahabatnya. Terakhir mahasiswa fakultas Pertanian Unika St. Paulus Ruteng melakukan praktik Magang di lokasi ini.
Rudy Tato menyodorkan beberapa alat mancing pada kami. Beberapa jenis ikan peliharaannya seperti Ikan Nila Super, Ikan Karper, Ikan Mas dan Ikan Koi.
Aktivitas memancing inilah yang terasa berbeda. Apalagi jarang sekali kita temui tempat pemancingan yang terbuka untuk umum di kota Ruteng. Yang ada hanya di sebuah danau kecil di Mbeang Ledas sebagaimana yang saya tulis sebelumnya DI SINI. Ikan-ikan hasil mancing ini kemudian diolah untuk digoreng atau dibakar di dalam pondok kecil itu.
Saya tetap menyebut ini sebagai bagian dari dukungan terhadap pariwisata Manggarai. Sebab aktivitas dalam pariwisata adalah menjual hal-hal unik dan menyenangkan. Tentu yang diharapkan adalah ekonomi masyarakat bisa bergerak.
Keberadaan tempat pemancingan ini mengundang rasa penasaran saya untuk bertanya lebih jauh. Rudy Tato bercerita kalau tempat ini dibangun dalam waktu yang cukup lama. Tempat ini adalah wujud dari mimpi-mimpinya yang sudah sangat lama.
“Prosesnya panjang Om”, katanya saat ditanya lamanya penataan tempat ini.
Ia terus berpikir kalau tempat ini suatu saat akan menjadi besar. Sebab di sana pengunjung akan dimanjakan dengan aktivitas memancing ikan dan belajar mengenal dunia ikan.
Lebih dari itu pengunjung bisa mendapatkan sayuran-sayuran segar yang tersedia yang langsung dibeli dari para petani. Pengunjung juga bisa berdialog dengan para petani dan belajar mengolah lahan pertanian.
![]() |
Yuan, Rekan Kerja Sedang Memancing |
Selain itu, Ia juga berharap agar tempat ini menjadi lokus pembelajaran bagi para pelajar dan mahasiswa untuk menjadi petani modern. Yang tentu saja menumbuhkan keyakinan bahwa menjadi petani itu adalah pilihan yang baik, punya prospek baik pada masa depan dan bukan profesi yang dianggap rendahan.
Dia bermimpi agar suatu saat orang akan mengenal lokasi ini sebagai lokasi agrowisata. Orang-orang bisa merayakan kehidupannya di tempat ini. Orang-orang boleh memancing ikan di tempat ini, selanjutnya dapat membeli berbagai jenis sayuran di tempat ini. Karena itulah, secara perlahan dia terus memotivasi para petani agar terus menanam tanpa kenal lelah.
Namun, dirinya belum bisa menjanjikan entah kapan hal itu bisa terlaksana. Ia terus saja mengolah sejumlah tempat ini dengan berbagai jenis ikan. Selebihnya ia hanya menjadi penyedia ikan air tawar dan menjual ikan Koi kepada orang-orang berada dan pasar hotel Labuan Bajo untuk bisa menghidupi dirinya sendiri sampai saat ini.
Dan kami bersyukur karena bisa menikmati tenggelamnya matahari terbenam selepas hujan sore itu.
![]() |
Pemandangan Sore Hari |
BACA JUGA : Menatap Pariwisata Manggarai dari Puncak Golo Renda; Sajian Alam Nan Exotik
: Menakar Konsistensi dan Inovasi Guru SMPN 4 Langke Rembong di Era Pandemi Covid 19
Komentar
Posting Komentar