![]() |
Foto: Dok pribadi di Pelabuhan Labu Liang |
Lima Puluh
Empat tahun berlalu sejak Ibu Kota kecamatan ini dibentuk, perkembangannya
begitu-begitu saja. Tak ada yang berubah.
Yang berubah, adalah lintasan jalur propinsi; dari Golo Welu
menuju hutan sebelum Desa Bari. Jalur itu sudah ada beberapa perbaikan dan
mulus. Berbeda ketika saya lewat jalur ini tahun 2020 silam, kondisi jalannya
rusak parah.
Tetapi di Bari kondisi infrastukturnya masih sama. Jalan desa juga tak kunjung diperbaiki.
Setelah dicari tahu, jalan yang melintasi desa tersebut
peninggalan Bupati Gaspar Parang Ehok. Camatnya waktu itu Alm. Leo Ngambul yang
berkolaborasi dengan semangat membangun dari Pater Ernest Waser.
Dikisahkan
warga setempat, usai dilantik sebagai camat Macang Pacar tahun 1992 Bapak Leo
Ngambul langsung bekerja keras. Dia bersama warga melakukan survey jalan
di kebun warga. Hari-hari berikutnya ia berkutat dengan penggalian lahan warga
untuk bangun jalan raya.
Bupati Gaspar kemudian menyambut program itu dengan baik dan
pengaspalan jalan tersebut dilakukan. Pater Waser kemudian berperan membangun
sistem perpipaan air minum bersih. Dia jualah yang mendirikan 14 rumah dinas
untuk ditempati para guru dan para pegawai kantor camat.
![]() |
Foto : di Pantai Bari |
Di sisi lain, seiring berjalannya waktu, Labuan Bajo sampai saat
ini berkembang begitu pesat. Padahal jarak dari Labuan Bajo ke Bari hanya 1 jam
perjalanan. Keindahan alam dan lautan juga tak kalah cantik. Harusnya Bari juga
menjadi penyumbang destinasi wisata untuk labuan Bajo.
Para turis bisa mencicipi keindahan dermaga niaga Labu Liang,
pulau Kelelawar, pantai Pasir Putih sepanjang 3 kilometer di Londar, atau
menikmati gurihnya beberapa varian ikan karang di Bari.
Bagaimana itu bisa terjadi kalau wilayah itu jarang disentuh
nikmatnya aroma pembangunan. Dimana jalan-jalan di sana pun masih rusak parah,
listrik juga belum tersedia, signal internet juga tidak merata. Kondisi
ini membuat wilayah itu kian terisolasi.
Saat kemerdekaan Indonesia mencapai 80 tahun, warga di sana masih
belum merdeka. Usia kecamatan ini juga sudah 54 tahun tapi kondisinya begini
saja. Padahal di sana ada kantor Kecamatan, Polsek, Pusat Komando Rayon Militer
(Koramil) yang tergabung dari 5 desa serta banyak kantor pemerintahan lainnya.
Di saat
ada oknum yang menolak pengembangan listrik geothermal Poco Leok beberapa waktu
lalu di Ruteng, warga di sini merintih dalam diam. Mimpi mereka akan pasokan
listrik hanya tinggal angan-angan.
Dari sisi sumber daya pertanian, wilayah ini juga sangat subur.
Pohon pisang tumbuh dimana-mana dan buahnya dijual keluar daerah. Namun hanya
bisa terjual ke Bima dengan kapal motor.
Jumlah penduduk di wilayah ini ada sekitar 5.000 jiwa. Lembaga
pendidikan juga tersedia mulai jaman dulu; TK, SD, SMP dan SMA. Bisa
dibayangkan kehidupan sekolah tanpa listrik di jaman ini. Itu Mustahil!
Saat bercerita dengan warga, ternyata ini jawabannya mengapa tak
ada pembangunan di Bari. Yakni mereka selalu kalah dalam politik.
Makanya, tahun 2024 kemarin mereka memilih Incubent dan
kemenangan di atas 70 persen. Harapannya agar terjadi perubahan sebagaimana
yang inginkan warga.
Rencananya setelah Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat ini
dilantik maka titik star pembangunan Manggarai Barat dimulai dari Bari.
Namun tetap saja masyarakat di sana ragu dengan janji itu. Mungkin
karena mereka mendengar kalau akan ada wacana efisiensi anggaran. Karena itu
saat saya bertanya; pilih pembangunan infrastruktur atau Makan Bergizi Gratis?
Mereka hanya tersenyum.
Saya pun tak bisa memastikan makna senyuman itu. Senyuman yang
mengundang tanya. Senyuman tanpa makna.
Sepertinya wilayah Bari memang ditakdirkan untuk hidup terisolasi.
Surga yang tak dirindukan. Menyendiri. Jauh dari perkembangan. Mereka
terpencil, tertinggal dan terluar.
Apes!
Karena itu ada baiknya kepada 3 orang ini kita harus tunduk
dan tidak boleh dilawan; penguasa, atasan dan orang
gila. Niscaya pembangunan akan selalu datang saat dibutuhkan.
Baca Juga: Terpencil; Pesona Pantai Bari Ibarat Surga Yang Tak Dirindukan
Begitulah ...
BalasHapus