Langsung ke konten utama

Anak Suka Menggambar; Jangan Biarkan Dia Berimajinasi Sendiri!


Beruntunglah kalian, para orang tua yang anaknya suka menggambar. Karena hampir pasti, anda memiliki anak yang imajinasinya terus bergerak. Tak pernah diam. Boleh jadi, anakmu itu masuk dalam kategori anak dengan otak encer.

Mengapa demikian? Karena untuk sampai bisa menggambar, dia pasti menginderai. Dia mesti melihat, mengamati, mengingat dan kemudian mencurahkannya lagi dalam sebuah gambar yang lucu. Dengan menggambar sebuah obyek, anak menjadi tahu tentang dunia. Tentang alam sekitarnya.

Tulisan ini hadir dari pengalaman keseharian saya. Dimana sepulang kerja anak-anak saya biasanya memperlihatkan gambar-gambar mereka. Ada gambar batu, kayu, jenis binatang dan juga bentuk yang menyerupai manusia.

Setelah saya amati aktivitas menggambar mereka, ternyata mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh. Mereka bisa berjongkok berjam-jam di lantai untuk menyelesaikan gambarnya. Sepertinya, setiap gambar yang dihasilkan adalah gambar terbaik mereka.

Minim Apresiasi

Namun, hampir pasti kebanyakan orang tua dan termasuk saya sendiri juga tidak memiliki respons yang baik. Bahkan bagi kebanyakan orang tua lainnya, aktivitas menggambar dianggap membuang-buang waktu saja. Dianggap tidak ilmiah, dibandingkan dengan belajar Matematika.

Reaksi orang tua ini tentu tak berlebihan. Bisa jadi karena perhatian orang tua pada aktivitas menggambar dari anak-anak ini dianggap justru menyita waktu dan sangat mengganggu kesibukan orang tua. Lagi pula kalau kenyataannya kebanyakan orang tua sama sekali tak bisa menggambar. Bagaimana mau mengajarkan anak menggambar, gambar cacing saja pakai mistar. Jadi semua gambar terlihat bersegi, segi empat dan segi tiga. Bisa dibayangkan bentuknya.

Terhadap hasil karya anak-anak ini, respons dari orang tua pun beragam. Saya kira banyak orang tua yang bersikap apatis, masa bodoh. Ada pula yang memojokkannya, “gambar macam apa itu?” Kalau lagi bermain Facebook, orang tua cukup mengangguk-angguk sebentar. Namun ada juga yang justru memberi apresiasi atas karyanya.

Terhadap orang tua yang memberi apresiasi, patut diacungi jempol. Kepada orang tua yang bersikap masa bodoh, ini menjadi catatan untuk bisa diperbaiki lagi. Mengapa? Karena anak butuh dukungan. Dengan kebersamaan itu, orang tua tidak membiarkan anaknya berimajinasi sendiri.

Hasil karya sederhana 

Karya Anak, Justru Mencerdaskan Orang Tua

Saat mencoba menyelami sebuah gambar dari anak saya Caecilia, saya justru banyak belajar darinya. Walaupun tampilan gambarnya sangat sederhana. Gambar gunung harus berbentuk huruf M. Begitu pun gambar manusia terdiri dari bulatan dan kotak.
Namun, ini justru mencerahkan. Bahwa aktivitas menggambar sama seperti bermain. Dunia anak adalah dunia bermain. Dunia tanpa beban. Sarat dengan ekspresi yang tak berkepentingan. Mungkin dengan memahami gambar anak, para orang tua justru bisa belajar mengenal dunia anak.  Karena dunia anak adalah dunia penuh warna, dunia sejuta permainan.

Beberapa contoh negara dengan kualitas pendidikan terbaik dunia, Negara Finlandia. Di sana, siswa Sekolah Dasar hanya menghabiskan waktu 4-5 jam sehari di sekolah dalam proses belajar mengajar. Selebihnya mereka bermain. Namun dengan jam yang sangat pendek ini justru membuat semakin meningkatkan efektivitas dan produktivitas siswa.

Selain itu, lewat bermain perkembangan kognitifnya akan terus berjalan seperti konsentrasi, daya ingat, daya nalar, membaca, menulis dan sebagainya. Tak kalah penting adalah perkembangan sosial dan emosional akan terus dilatih. Seperti, bersosialisasi dengan teman sebaya, tenggang rasa, peduli, bisa bekerjasama dan sebagainya.

Melihat beberapa manfaat yang dirasakan oleh anak, maka tugas orang tua adalah mengoptimalkan fungsi permainan ini terhadap aspek-aspek perkembangannya. Hal tersebut berlaku pada saat anak-anak bermain-main dengan gambar. Bermain-main dengan kreatifitas. Corat-coret tanpa makna, tapi menyenangkan. So, jangan biarkan anak-anak berimajinasi sendiri.

Timbul pertanyaan, apa yang dibuat oleh anak di Finlandia saat waktu luang? Jawabannya adalah bermain. Dalam bermain ini tentu ada beberapa manfaat yang diperoleh seperti perkembangan fisiknya anak menjadi bagus. Dengan bermain, keterampilan motoriknya juga terus dilatih seperti gerakan tubuh dan keterampilan jari jemari.

Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesta Sambut Baru; Salah Satu Hadiah Terbaik Orang Tua?

Foto di Depan Gereja Katedral Ruteng Oleh : Valensius Onggot Wajahnya sumringah. Ketika begitu banyaknya orang yang datang memberikan ucapan selamat.  “Selamat ya nak!”  Dia pun menerima ucapan selamat itu dengan rasa bangga. Wajahnya tambah ceria. Bak Ratu sehari. Itulah yang dialami oleh anak saya, Cecilia beberapa minggu yang lalu (5/5/2019). Juga mungkin dialami oleh anak-anak lainnya. Apalagi saat ini lagi musimnya pesta sambut baru. Kemarin ditelpon oleh seorang teman, undang saya karena anaknya sambut baru Minggu esok.   “Makasih undangannya kawan!” kata saya. Bagi seorang anak yang beriman Katolik, penerimaan komuni pertama adalah sesuatu yang sangat dinantikan. Karena itu begitu banyak persiapan yang mesti dilakukan. Ada persiapan rohani, baik untuk si anak maupun bagi para orang tua. Namun yang merepotkan adalah persiapan jasmaniah. Pesta-pesta . Ada yang bercerita, kalau sebelumnya si anak turut sama ajakan orang tua. Tak ada pesta-pesta . Yang ada n...

Sejenak “Berkontemplasi” Menikmati Sawah Lingko Cara

Sebagian dari anda tentu sudah mengenal Lodok Lingko Cara yang terletak di Desa Meler, Kecamatan Ruteng, Manggarai. Namun bila anda yang belum ke sana, saya sarankan; carilah kesempatan sejenak untuk menikmati sejuta keindahan alam nan unik yang merupakan warisan masa lalu orang Manggarai itu. Untuk itulah saya bersama keluarga singgah sebentar di lokasi tujuan wisata tersebut. Dengan karcis masuk seharga super murah Sepuluh Ribu Rupiah, perjalanan menikmati keindahan Spider web rice field dari puncak Weol Kelurahan Wae Belang, pun dimulai. Hanya sekitar 400 meter dari jalan raya, kami dan para pengunjung lainnya sudah bisa sampai di puncak Weol. Sedikit bersusah payah, karena harus melewati 200-an anak tangga dengan sedikit treking curam. Untuk kesehatan, nah... ini bagus bagi mereka yang berat badan lagi naik. Di puncak Weol ini, hamparan sawah yang luas akan menjadi suguhan yang enak dipandang. Makanya, anak saya Gavin tiba-tiba mengucapkan kata “amazing” dari mulut...

Hendak Kuliah di Amerika, Ini Konsep Pendidikan Menurut Angela

Oleh : Valensius Onggot "Pendidikan itu adalah investasi," Angela Namanya Angela Merici G. Adem. Umurnya baru 21 Tahun. Ketika ia lulus dalam proses seleksi beasiswa S2 di luar Negeri tahun 2017 silam. Saat itu, baru enam bulan mengajar pada sebuah sekolah swasta di Kabupaten Manggarai. Tepatnya di SMAK St. Stefanus Ketang – Kabupaten Manggarai.  Di usia yang terbilang muda, 20 tahun, Angela sudah mendapatkan gelar sarjana S1 dari Universitas Negeri Malang dengan jurusan yang paling diminatinya; Matematika.  Alur cerita perjalanan hidupnya tentu seharusnya sudah berubah. Ia sudah menjadi guru Matematika dan merasakan nikmatnya menjadi staf pengajar, sesuai gelar kesarjanaannya itu.  Namun tidak bagi Angela. Peluang-peluang baru selalu terbuka. Pendidikan baginya adalah investasi jangka panjang. Tidak cukup hanya menjadi seorang guru, terutama guru di Indonesia Timur yang memiliki catatan buruk soal sarana dan prasarana pendidikan. “Saya mengambil kuliah...

Angela: Kukirimkan Pesan Cintaku Dari Universitas Columbia ke Tana Nuca Lale

Oleh : Valensius Onggot Angela: Foto di depan Columbia University Angela benar-benar sudah tiba di New York Amerika Serikat. Lebih tepatnya dia sudah mengunjungi kampus barunya, Columbia University. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan dari Indonesia menuju Amerika. Lihatlah foto selfie Angela di atas, tepat di pelataran Universitas Columbia. Angela ini tentu bangga karena bisa kuliah di salah satu kampus terbaik di Amerika. Universitas yang terletak di Manhattan pusat Kota New York ini masuk dalam Ivy League atau 8 universitas terbaik di Amerika; bahkan di dunia. Saya coba mencari tahu di Mbah Google. Siapa sih orang Indonesia yang pernah belajar di sana? Ternyata tidak banyak. Antara lain ada artis cantik, Cinta Laura. Artis yang  menyanyikan lagu, “becek, ga ada ojek” itu. Selain Cinta Laura, tentunya ada banyak lulusan terkenal dan berprestasi yang mendapatkan penghargaan Nobel. Salah satunya Harold C. Urey di bidang Kimia. Dan masih banyak para lulusan lainn...

Terima SK PPPK, Youtuber Ini Berlinang Air Mata

Foto bersama Jefri Agung Oleh Valensius Onggot Kabar baik datang di Bulan Juni. Terutama bagi tenaga PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang lolos seleksi pada 2021 lalu. Mereka akhirnya resmi menjadi pegawai pemerintah melalui Surat Keputusan pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara. Tak terkecuali di Kabupaten Manggarai. Pelaksanaan penyerahan SK untuk guru dalam proses seleksi tahab 1 dan 2 diselenggarakan pada Jumat 3 Juni 2022. Penyerahan SK Bupati Manggarai tersebut dilaksanakan secara terpusat di Aula MCC Ruteng oleh Wakil Bupati Manggarai Heribertus Ngabut, SH. Ada hal yang menarik saat penerimaan SK tersebut. Dari 604 orang guru, saya mendapati seorang guru yang juga sering berkecimpung dalam media sosial. Dia adalah seorang Youtuber. Meski baru setahun jagung dengan subscribe yang masih bisa dihitung dengan jari, proses kreatifnya tak kalah dengan yang berpengalaman. Dia adalah Jefri Agung. Nama chanel youtubenya sama dengan namanya sendiri #htt...

Jalan Panjang Menemukan Seorang Imam Diosesan Pertama Dari Paroki St. Wihelmus Ngkor

Foto: Undangan Tahbisan Diakon Menjadi seorang Imam Katolik berarti mengikrarkan setia selibat, ketaatan dan kesahajaan hidup yang berakar dalam doa. Kami bangga ketika saudara kami ini memilih hidupnya menjadi seorang imam Katolik. Ini berarti dia memberi diri bagi Tuhan dan sesama dengan sukacita dan semangat rela berkorban bagi sesama. By : omvalen Ada sesuatu yang berbeda dari Paroki St. Wihelmus Ngkor tahun ini. Seluruh umat Paroki ini  bergembira menyongsong akan ditahbiskannya seorang imam diosesan/Imam Projo untuk pertama kalinya. Dia adalah Frater Stefanus Jimmy Wintoyo Mala .  Pentahbisan Diakonatnya akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2020 nanti oleh YM Uskup Ruteng. Kalau tak ada aral rintangan, Frater Jimmy ini selanjutnya akan ditahbiskan menjadi imam pada bulan Oktober 2020 bersama 9 Diakon lainnya. Tentu saja ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Kebanggaan itu tidak hanya diperuntukkan bagi pasangan Bapak Kosmas Mala dan Ibu Bernadeta Ti...

Menakar Konsistensi dan Inovasi Guru SMPN 4 Langke Rembong di Era Pandemi Covid 19

Foto bersama Kepsek SMPN 4 LR Oleh: Valensius Onggot Ketika   pandemi Covid 19 ini menghantam dunia pendidikan, SMP 4 Langke Rembong sesungguhnya telah siap dengan terobosan dan strategi agar keberlangsungan proses pembelajaran tetap terjaga. Terobosan dan strategi ini ditempuh melalui berbagai kegiatan pelatihan bagi para staf pengajarnya. Terutama penggunaan sarana teknologi informasi yang berbasis online . Saya pun berkesempatan menimbah ilmu dari Bapak Wenseslaus R. Yan pada Jumat (25/9) kemarin. Dia adalah seorang konseptor yang menahkodai SMPN 4 Langke Rembong. Kami bercerita tentang pendidikan yang berubah dalam sebuah paradigma baru akibat hantaman pandemi Covid 19. Hal-hal lain, juga tak luput dari pembincangan. Terutama situasi kekinian yang menjadi percakapan publik. Namun jujur saja; saya begitu takluk di hadapan semangat dan optimismenya membangun dunia pendidikan. Terbukti di bawah kepemimpinannya, Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Lao, Kecamatan Langke Rembon...