Oleh : Valensius Onggot
Teriakan anak-anak itu memekakkan
telinga. Ketika sirene tanda bahaya terus berbunyi. Semua histeris dan
berhamburan keluar kelas.
Tampak setiap orang dengan tangannya
melindungi kepalanya masing-masing.
“Ayo, ayo.. berkumpul di halaman
sekolah!”, terdengar suara dari mikrofon.
Sebuah tenda dengan ukuran besarpun
terpasang di halaman sekolah. Tertulis BNPB. Warnanya oranye.
Di sana berkumpul para petugas yang
terlibat. Ada staf dari BPBD, LSM, petugas dari Puskesmas Kota. Ada juga utusan
dari Kelurahan.
Itulah yang terjadi di Sekolah Luar
Biasa Negeri atau SLBN Tenda, Langke Rembong-Manggarai siang tadi.
Sekolah yang dihuni oleh anak-anak
berkebutuhan khusus yang sedang dalam kegiatan simulasi bencana Gempa Bumi.
Bahwa kalau bencana semua orang harus bisa meluputkan diri. Tentu sebelum dia
meluputkan orang lain.
Tentang bencana, Doni Monardo Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam sambutan tertulisnya berisi hal-hal
mengejutkan.
Dirinya menjelaskan soal ini. Bahwa
tren bencana setiap tahun terus meningkat. Tahun 2018 kejadian bencana sebanyak
2.572 dan telah mengakibatkan korban manusia sebanyak 4.814 meninggal dan
hilang. Sebanyak 21.064 orang luka-luka. Selanjutnya 10,2 juta orang mengungsi
serta kerugian mencapai 100 triliun rupiah.
Dan menurut Doni, dengan begitu kita
harus menyiapkan diri.
Karena itulah maka sejak tahun 2017 BNPB menginisasi suatu
gerakan peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan nasional. Semua lapisan
masyarakat diberi pengetahuan bagaimana mengatasi bencana.
Maka dibentuklah Hari Kesiapsiagaan
Bencana yang diperingati setiap tanggal 26 April.
Saya juga baru tahu. Mungkin juga
teman-teman lainnya
Teriakan anak-anak itu memekakkan
telinga. Ketika sirene tanda bahaya terus berbunyi. Semua histeris dan
berhamburan keluar kelas.
Tampak setiap orang dengan tangannya
melindungi kepalanya masing-masing.
“Ayo, ayo.. berkumpul di halaman
sekolah!”, terdengar suara dari mikrofon.
Sebuah tenda dengan ukuran besarpun
terpasang di halaman sekolah. Tertulis BNPB. Warnanya oranye.
Di sana berkumpul para petugas yang
terlibat. Ada staf dari BPBD, LSM, petugas dari Puskesmas Kota. Ada juga utusan
dari Kelurahan.
Itulah yang terjadi di Sekolah Luar
Biasa Negeri atau SLBN Tenda, Langke Rembong-Manggarai siang tadi.
Sekolah yang dihuni oleh anak-anak
berkebutuhan khusus yang sedang dalam kegiatan simulasi bencana Gempa Bumi.
Bahwa kalau bencana semua orang harus bisa meluputkan diri. Tentu sebelum dia
meluputkan orang lain.
Tentang bencana, Doni Monardo Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam sambutan tertulisnya berisi hal-hal
mengejutkan.
Dirinya menjelaskan soal ini. Bahwa
tren bencana setiap tahun terus meningkat. Tahun 2018 kejadian bencana sebanyak
2.572 dan telah mengakibatkan korban manusia sebanyak 4.814 meninggal dan
hilang. Sebanyak 21.064 orang luka-luka. Selanjutnya 10,2 juta orang mengungsi
serta kerugian mencapai 100 triliun rupiah.
Dan menurut Doni, dengan begitu kita
harus menyiapkan diri.
Karena itulah maka sejak tahun 2017 BNPB menginisasi suatu
gerakan peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan nasional. Semua lapisan
masyarakat diberi pengetahuan bagaimana mengatasi bencana.
Maka dibentuklah Hari Kesiapsiagaan
Bencana yang diperingati setiap tanggal 26 April.
Saya juga baru tahu. Mungkin juga teman-teman lainnya
![]() |
Para siswa sedang melaksanakan simulasi bencana Gempa Bumi |
Beberapa bulan sebelumnya saya juga pernah ikut Workshop antisipasi bencana ini. Atau yang disebut dengan mitigasi bencana. Tujuannya adalah pengurangan resiko bencana.
Workshop tersebut juga dimaksudkan agar setiap peserta diberi pemahaman budaya sadar bencana. Kegiatan workshop ini kami lakukan di beberapa sekolah berkebutuhan khusus.
Ini soal antisipasi bencana atau sadar bencana. Namun yang pasti ketika datangnya bencana, kita tidak pernah tahu. Kapan itu terjadi dan bagaimana seharusnya dilakukan pada saat itu.
Banyak bukti menunjukan bahwa ketika menghadapi bencana, sejujurnya kita tak berdaya. Namun apapun itu, bencana alam apapun bentuknya haruslah telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang harus dihadapi.
Selamat merayakan Hari Kesiapsiagaan Bencana pada hari ini. Tidak untuk bersenandung ria, tetapi untuk merenung, sekaligus mengantisipasi datangnya bencana.
Sewaktu-waktu......
Komentar
Posting Komentar